Sabtu 02 May 2020 05:51 WIB

Hari Ini Penerapan PSBB Surabaya Bakal Lebih Represif

Sejauh ini belum ada efek yang signifikan dari penerapan PSBB.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Pedagang melayani pembeli di pasar tumpah di kawasan Tembok Dukuh, Surabaya, Jawa Timur. Aktivitas pasar tumpah di kawasan itu berjalan normal di hari kedua pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pedagang melayani pembeli di pasar tumpah di kawasan Tembok Dukuh, Surabaya, Jawa Timur. Aktivitas pasar tumpah di kawasan itu berjalan normal di hari kedua pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono menegaskan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayaj Surabaya Raya bakal lebih diperketat mulai Sabtu (2/5). Keputusan diambil setelah Pemprov Jatim menggelar rapat evaluasi terkait penerapan PSBB yang sudah berjalan tiga hari.

Heru mengungkapkan, sejauh ini belum ada efek yang signifikan dari penerapan PSBB di Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Dimana rata-rata lalu lintas harian (LHR) belum menunjukkan penurunan signifikan dibanding hari biasanya. Artinya, mobilisasi masyarakat di Surabaya Raya masih tinggi.

"Keputusan di rapat, kita akan lebih represif. Yang berboncengan diturunkan di situ, yang tidak pakai masker dikembalikan, yang kendaraan roda empat penumpangnya satu baris harus satu orang," kata Heru di Surabaya.

Heru juga menegaskan, bila ditemukan pengendara yang melewati posko pemeriksaan PSBB dengan temperatur tubuh di atas rata-rata, akan langsung dibawa ke rumah sakit rujukan di daerah setempat. Dia mencontohkan, khusus di Surabaya, yang bersangkutan akan dibawa ke RSJ Menur, yang saat ini menyediakan ruang isolasi bagi pasien Covid-19.

"Dokter Kohar (Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim) sudah koordinasi dengan kabupaten/ kota untuk membawa pengguna jalan yang temperaturnya tinggi ke rumah sakit terdekat. Di Surabaya langsung ke RSJ Menur, yang Sidoarjo dan Gresik juga begitu," ujar Heru.

Heru juga mengungkapkan akan adanya beberapa pasar dan fasilitas umum yang ditutup untuk meminimalisasi aktivitas masyarakat, untuk mengefektifkan penerapan PSBB. Nantinya, kata Heru, yang boleh berjualan hanyalah pedagang yang berkaitan dengan kesehatan dan kebutuhan pokok.

"Covid-19 ini memang bisa ditanggulangi dengan social distancing, cuci tangan, pakai masker, tapi kalau di pasar bisa apa tidak, kan desak-desakan. Untuk itu beberapa pasar sudah ditutup, fasilitas umum, dan taman ditutup, mall juga begitu hanya berjualan kebutuhan obat dan kebutuhan makanan," kata Heru

"Prinsipnya besok akan lebih represif lagi. Kalau 14 hari (selama PSBB) seperti kemarin maka hasilnya tidak akan signifikan. Jam malam akan diperketat kalau ada warung yang masih buka akan langsung ditutup," ujar Heru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement