Sabtu 02 May 2020 06:23 WIB

1.000 Ventilator Lokal akan Diproduksi di UI

Tim UI sudah memaparkan ventilator ke Menteri BUMN Erick Thohir dan Menhan Prabowo.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Tim pembuat ventilator UI.
Foto: Dok Humas UI
Tim pembuat ventilator UI.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Universitas Indonesia (UI) siap memproduksi Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik atau Covent-20 setelah dinyatakan lulus uji produk untuk mode ventilasi CMV dan CPAP di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta.

"Pada tahap awal ini, UI menargetkan akan memproduksi 1000 ventilator dalam waktu satu bulan untuk diserahkan kepada RS rujukan Covid-19 melalui kolaborasi penggalangan donasi dari berbagai pihak yang dikoordinasikan oleh Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (Iluni FTUI)," kata Ketua Tim Ventilator UI, Basari dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/5).

Selanjutnya, Covent-20 dijadwalkan untuk proses pra uji klinis dengan animal experiment di Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran UI (IMERI FKUI) dan uji klinis di rumah sakit yang ditunjuk, serta produksi dengan mitra industri.

"Kami sangat bersyukur ventilator yang kami kembangkan ini akhirnya dapat dinyatakan lulus uji untuk dua mode ventilasi. Keunggulan ventilasi multimode Covent-20 akan sangat membantu para tenaga medis dalam menangani PDP dan positif Covid-19 saat di perjalanan dengan mobil ambulans maupun saat di instalasi gawat darurat (IGD),” ujar Basari yang juga ketua Program Studi Teknik Biomedik FTUI.

Ventilasi multimode Covent-20 adalah mode continuous positive airway pressure (CPAP) digunakan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih sadar, sehingga hanya perlu dibantu diberikan oksigen ke paru-paru dengan tekanan positif. Pasalnya setiap napas dimulai dan dihentikan oleh pasien sendiri dengan volume dan laju pernapasan yang ditentukan oleh mekanisme pernapasan mereka.

Mode continuous mandatory ventilation (CMV) digunakan untuk pasien hilang kesadaran dengan gejala pneumonia yang mengalami kesulitan pernapasan, sehingga perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered).

Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, biaya pembuatan Covent-20 lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini. Covent-20 juga memiliki ventilasi multimode, hemat energi dengan baterai lithium-ion, memiliki bentuknya ringkas dan sederhana, pengoperasian yang mudah, serta menggunakan filter bakteri sehingga aman digunakan untuk pasien.

Dekan FTUI Hendri DS Budiono mengatakan, saat ini FTUI juga tengah menyiapkan kerja sama lini produksi dengan beberapa perusahaan sebagai mitra fabrikasi utama, antara lain: PT Graha Teknomedika, PT Indofarma, dan PT Pindad. "Selain itu juga kami juga bermitra dengan beberapa perusahaan lokal untuk supply chain komponen ventilator ini."

Tim Ventilator UI mengembangkan Covent-20 sebagai ventilator transport kreasi anak negeri yang rendah biaya dengan sistem pneumatik di tengah keterbatasan stok ventilator impor dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap alat kesehatan impor.

“Pesan ini disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat tim ventilator UI melakukan presentasi di hadapan keduanya pada kesempatan berbeda,” kata Hendri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement