Sabtu 02 May 2020 12:10 WIB

Akibat Covid-19, Ribuan Tunanetra Perlu Uluran Tangan

Akibat social distancing banyak tunanetra yang tidak menjual jasa pijat dan urut

Pembagian paket sembako yang didonasikan karawan PLN  kepada para penyandang tunanetra/disabilitas di wilayah Cilengsi Bogor dan Meruya Jakarta Barat
Foto: istimewa
Pembagian paket sembako yang didonasikan karawan PLN kepada para penyandang tunanetra/disabilitas di wilayah Cilengsi Bogor dan Meruya Jakarta Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah 2 ( dua ) bulan lebih masa tanggap darurat COVID-19, namun kasus positif COVID 19 belum juga menunjukkan angka penurunan. Para penyandang tuna netra yang berdomisili di Jabotabek merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak wabah COVID 19 ini.

Akibat pemberlakuan Social/Physical Distancing dan himbauan pemerintah untuk masyarakat tetap di rumah ( stay at home ), tidak bisa menjual jasa pijat urutnya kepada masyarakat.

Akibatnya mereka kehilangan penghasilan dan keberlangsungan kehidupan keluarganya terancam. Yayasan Sahabat Kemandirian Dhuafa ( Sahabatku ), melihat hal ini segera mengumpulkan donasi baik dari perorangan maupun perusahaan. 

Donasi Alhamdulillah mulai terkumpul dan kami juga sudah mendistribusikan ke setiap rumah masing -masing penyandang tuna netra tersebut dengan tujuan agar bantuan tepat sasaran dan tetap mematuhi protokol kesehatan.  

Namun demikian antara donasi yang masuk dengan kebutuhannya masih jauh dari cukup, masih banyak para penyandang tuna netra yang belum mendapatkan bantuan sembako, baik yang dari pemerintah maupun dari masyarakat.

Sebenarnya untuk membantu para difabel ini kita tidak hanya cukup memberikan bantuan sembako, tapi juga pendampingan usaha dan modal usaha. Karena pada dasarnya mereka ini adalah orang - orang tangguh dan mandiri. Terbukti dimana rata - rata mereka memiliki usaha namun karena cara -cara yang dilakukannya masih tergolong seadanya, usaha tersebut tidak memberikan penghasilan yang maksimal.

Dalam menjalankan usaha pijat urutnya, pola yang dijalankan masih sangat tradisional. Sementara bagi yang berjualan kerupuk ikan dan lain - lain, masih dilakukan seadanya dan hanya mengandalkan belas kasihan orang yang membelinya.

Untuk itu kami akan terus membantu dan mendampingi para difabel ini agar kualitas dan taraf hidup mereka semakin baik, dan kami juga terus mengajak Bapak/Ibu untuk membantu menyisihkan sebagian rezekinya guna membantu keberlangsungan hidup para tuna netra. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement