Sabtu 02 May 2020 13:18 WIB

Singapura Bersiap Longgarkan Sejumlah Pembatasan

Singapura menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Agus Yulianto
Dua wanita dengan memakai payung berjalan di dekat patung Merlion di Singapura. Singapura berencana melakukan lockdown menyusul ditemukan kasus baru Covid-19 hasil transmisi lokal sesama warga Singapura
Foto: WALLACE WOON/EPA-EFE
Dua wanita dengan memakai payung berjalan di dekat patung Merlion di Singapura. Singapura berencana melakukan lockdown menyusul ditemukan kasus baru Covid-19 hasil transmisi lokal sesama warga Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan mulai melonggarkan beberapa pembatasan pandemi virus korona. Langkah-langkah yang bertujuan untuk memutus rantai penularan telah disiapkan.

Sabtu (2/5) Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong  mengatakan, mulai 12 Mei aktivitas-aktivitas tertentu seperti bisnis rumahan, laundry dan pangkas rambut akan diizinkan beroperasi. Dari 19 Mei beberapa siswa akan perbolehkan sekolah dalam kelompok-kelompok kecil.

Secara bertahap kantor-kantor juga akan dibuka kembali. Setelah pemerintah Singapura mempertimbangkan pentingnya mereka bagi perekonomian, suplai barang dan kemampuan untuk meminimalisasi risiko penularan.

Negara dengan populasi 5,7 juta orang ini menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia. Sebagian besar terjadi di asrama-asrama pekerja imigran. Singapura telah mengendalikan penyebaran virus korona di asrama-asrama tersebut.

Pada akhir bulan April lalu jumlah kasus infeksi di Singapura perlahan menurun. Singapura membangun ruang-ruang  pasien virus corona di gedung pameran dan fasilitas sementara lainnya.

Salah satunya di gedung pameran Changi Exhibition Centre, tempat yang menyelenggarakan pameran pesawat terbesar di Asia. Fasilitas sementara itu dapat menampung 4.000 pasien yang sedang dalam proses pemulihan atau pasien yang memiliki gejala ringan.

Pekan lalu anggota komite penyelenggara fasilitas kesehatan sementara Singapura, Joseph Tan mengatakan, hanya perlu enam hari untuk membangun fasilitas sementara itu. Pasien pertama sebagian besar pekerja imigran dari Bangladesh dan India.

Mereka dipindahkan ke ruang pameran yang sangat besar. Ruangan yang disekat-sekat untuk delapan hingga 10 orang itu berisi tempat tidur logam, laci berbahan plastik dan kipas angin. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement