REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pengamat Kebijakan Publik Aceh Dr Nasrul Zaman menyatakan pemerintah harus memiliki startegi yang konkret dalam mengatasi permasalahan para pekerja atau buruh di tengah pandemi Covid-19. Pada hari buruh yang diperingatkan setiap 1 Mei, situasinya di tengah pandemi Covid-19 yang mengancam mereka, serta dibayang-bayangi RUU Cipta Kerja.
"Dalam kondisi ini pemerintah belum juga memiliki rencana strategis untuk membantu kehidupan para pekerja yang menjadi sulit kehidupannya, dalam hal ini bukan saja yang bergaji UMR tapi juga mereka yang bergaji jauh di atas UMR," katanya di Banda Aceh, Jumat (1/5).
Ia menyebutkan Covid-19 telah membuat banyak perusahaan merumahkan atau bahkan PHK para karyawannya. Virus ini mengancam hampir semua bisnis, tidak hanya perusahaan besar bahkan UMKM juga terkena imbasnya.
Kata dia, begitu banyak pekerja yang hidup di tengah pandemi dengan tanggungan kredit rumah, kendaraan, hingga bahkan warga yang mengambil kredit modal untuk usaha. "Sekarang jangan kan membayar angsuran kredit, untuk makan dan biaya sekolah anak juga sudah tidak mampu dibayar," katanya.
Menurutnya, dengan kesulitan yang kompleks dialami para buruh tersebut, pemerintah harus sudah memiliki strategi yang jelas dan dapat menjadi solusi terhadap kesulitan yang dihadapi buruh di tengah pandemi Covid-19. "Misalnya ada peraturan presiden tentang penundaan pembayaran angsuran kredit di bank-bank, tidak cukup hanya dengan imbauan saja. Adanya bantuan langsung tunai yang layak, bisa digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, serta keringanan biaya sekolah bagi anak," katanya.
Ia menegaskan, kalau pemerintah tak mampu mengantisipasi keadaan ini maka dikhawatirkan tidak berapa lama lagi akan terjadi gejolak sosial yang akan mengganggu stabilitas negara. Kendati demikian, Nasrul juga mengajak para buruh untuk bersama-sama melawan COVID-19, dengan cara mengikuti langkah-langkah yang telah diatur dalam upaya pencegahan penyebaran virus dari Wuhan, China itu.
"Kita tetap harus bersabar dan ikuti protokol penanganan COVID-19 ini, karena bencana wabah ini menjadi masalah kita semua. Kita semua berdoa semoga wabah ini cepat berakhir," katanya.