Sabtu 02 May 2020 15:11 WIB

Positif Covid-19, 20,27 Persen Pekerja di Instansi Kesehatan

Petugas medis tertular dari pasien yang tidak jujur dan keterbatasan sarana medis

Rep: Febrian Fachri / Red: Hiru Muhammad
Foto aerial kondisi lalu-lintas di Jalan Sudirman, Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/4/2020). Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memperpanjang status tanggap darurat bencana wabah COVID-19 mulai Rabu (15/4/2020) sampai 29 Mei 2020 sekaligus pembatasan selektif orang masuk ke provinsi itu karena meningkatnya kasus positif corona
Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Foto aerial kondisi lalu-lintas di Jalan Sudirman, Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/4/2020). Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memperpanjang status tanggap darurat bencana wabah COVID-19 mulai Rabu (15/4/2020) sampai 29 Mei 2020 sekaligus pembatasan selektif orang masuk ke provinsi itu karena meningkatnya kasus positif corona

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan, analisis data kasus positif covid-19 memperlihatkan orang yang bekerja di instansi kesehatan menjadi yang terbanyak tertular virus Corona. 

Defriman menyebut dari data positif covid-19 Sumbar hingga 30 April terdapat 20,27 persen angka untuk kategori orang yang bekerja di instansi kesehatan seperti dokter, perawat, petugas administrasi rumah sakit hingga petugas keamanan rumah sakit."Jadi di situ maksudnya bukan hanya tenaga medis, tapi orang-orang bekerja di instansi kesehatan. Di situ masuk dokter, perawat, petugas administrasi, bisa cleaning service," kata Defriman kepada Republika, Sabtu (2/5).

Defriman menyebutkan beberapa penyebab orang yang bekerja di instansi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas yang lebih banyak tertular covid-19. Pertama menurut Defriman karena ada pasien yang tidak jujur dengan kondisinya. Terutama di awal-awal virus Corona masuk ke Sumbar, petugas rumah sakit melayani pasien yang mengaku bukan covid tanpa alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan apalagi hazmat yang di awalnya sulit didapatkan di banyak rumah sakit. 

"Kemungkinan karena ada pasien yang berbohong. Di awal-awal kan tidak seketat sekarang. Tidak ada treatment khusus antara pengobatan biasa dengan pengobatan covid-19 sehingga orang-orang yang bekerja di rumah sakit terpapar," ucap Defriman. 

Defriman menyarankan semua fasilitas kesehatan (faskes) mematuhi protokol penanganan covid-19 untuk semua pasien termasuk pasien non-Covid-19. Supaya ke depannya tidak ada lagi petugas rumah sakit yang turut menjadi korban. 

Selain itu menurut Defriman, ada juga kemungkinan petugas rumah sakit yang terpapar karena kualtas APD yang kurang baik."Harusnya petugas medis yang menanganani Covid-19 memakai APD yang seperti astronot semua," kata Defriman menambahkan.

Selain menjadi yang paling rentan tertular, orang yang bekerja di instansi kesehatan kata Defriman juga berpotensi menjadi yang menularkan. Contohnya orang-orang yang bekerja di instansi kesehatan terpapar dari pasein di rumah sakit atau puskesmas, karena tidak merasakan gejala apa-apa, orang ini pulang ke rumah dan dapat menularkan kepada anggota keluarganya. 

Kemudian anggota keluarganya ini lanjut Defriman juga bisa memperpanjang mata rantai penularan ke tempat-tempat lain. Defriman meyakini cluster penyebaran covid di Pasar Raya Padang yang menjadi cluster tertinggi di Sumbar berawal dari orang yang bekerja di instanssi kesehatan, kemudian ke ibunya dan ibunya kemudian berbelanja ke pasar dan menularkan ke orang-orang di pasar.

Fakta ini menurut Defriman sejalan dengan hasil analisis FKM Unand yang memperlihatkan data orang yang bekerja sebagai ibu rumah tangga menjadi terbanyak kedua tertular setelah petugas instansi kesehatan. Dari kasus positif covid-19 di Sumbar, sebanyak 16,22 persen adalah ibu rumah tangga. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement