Ahad 03 May 2020 05:31 WIB

Warga Belgia Diminta Perbanyak Makan Kentang Goreng

Lockdown membuat banyak restoran kentang goreng di Belgia tutup.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Kentang goreng spesial yang diproses tiga hari di Service Bar Columbus.
Foto: 10best.com
Kentang goreng spesial yang diproses tiga hari di Service Bar Columbus.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Belgia merupakan negara yang mengklaim sebagai tempat kelahiran kentang goreng. Warganya sudah terbiasa memakan hidangan itu sepekan sekali. 

Namun, pandemi corona membuat mereka dianjurkan dua kali-lipat untuk menikmati potongan-potongan kentang. Keputusan lockdown akibat menahan penyebaran virus korona membuat restoran, bar, dan lebih dari 5.000 warung frites atau sebutan kentang goreng dari Belgia tutup. 

Asosiasi perdagangan untuk industri kentang nasional meminta masyarakat luas tetap memgonsumsi kentang goreng di rumah. 

"Secara tradisional, orang-orang Belgia makan kentang goreng seminggu sekali, dan itu selalu menjadi momen yang meriah. Sekarang, kami meminta mereka makan kentang goreng beku dua kali seminggu di rumah," kata Sekretaris Jenderal Kelompok Industri Belgapom, Romain Cools.

Permintaan kentang beku telah menurun tajam dalam beberapa pekan terakhir. Cools menyatakan, industri Belgia menghadapi kemungkinan kerugian 125 juta euro  jika ratusan ton surplus kentang tidak bergerak tahun ini.

"Ini adalah pertama kalinya dalam karir 30 tahun saya bahwa saya perlu meminta bantuan pihak berwenang. Sektor kentang sangat penting. Ini harus dibantu karena ini merupakan andalan bagi seluruh industri kami," ujar Cools.

Industri kentang ingin menemukan cara baru untuk memindahkan kelebihan stok dan menghindari pemborosan. Dalam kemitraan dengan wilayah Flemish yang berbahasa Belanda di Belgia, Belgapom membuat program untuk mengirimkan 25 ton kentang seminggu ke bank makanan.

Kelompok ini juga sedang berusaha untuk mengekspor beberapa pasokan kentang ke Eropa Tengah dan Afrika, di mana permintaan tetap tinggi. Jalan lain yang ditempuh juga dengan mencari pabrik tepung, memberi makan ternak, hingga memproduksi listrik.

Prancis dan Belgia mengklaim telah menemukan kentang goreng sebagai lauk. Namun, budaya 'pomme frites' lebih kuat di Belgia, di mana orang-orang berbagi camilan itu dalam keseharian.

National Union of Fry-makers Belgia menyatakan, warga Belgia mengonsumsi 38 kilogram kentang segar dan 6-7 kilogram kentang olahan di rumah setiap tahun. Hanya saja, jika konsumen bersatu dalam meningkatkan konsumsi kentang goreng per kapita, sektor kentang tidak akan selamat secara keseluruhan selama pandemi.

Sebelum virus corona mencapai Eropa, prospek 2020 tampak cerah bagi industri kentang Belgia yang merupakan eksportir terbesar dunia. Optimisme ini lahir dari kenaikan 7,5 persen tahun lalu dalam produksi kentang goreng beku.

Sayangnya, pandemi menghentikan ekspor kentang ke Cina, kemudian memicu penurunan penjualan kentang di seluruh Eropa ketika langkah lockdown diterapkan. Setelah supermarket berhadapan dengan menimbun kentang, permintaan dengan cepat jatuh dan terus jatuh setelah penutupan rantai makanan cepat saji.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement