Ahad 03 May 2020 05:53 WIB

PLN Sebut Kenaikan Tagihan Listrik Disebabkan WFH

Kebijakan WFH akibatkan banyak penggunaan listrik dibanding biasanya.

Petugas memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Benhil, Jakarta. Kebijakan WFH yang memaksa semua orang di rumah, tingkatkan tagihan listrik pelanggan.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Petugas memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Benhil, Jakarta. Kebijakan WFH yang memaksa semua orang di rumah, tingkatkan tagihan listrik pelanggan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyebutkan alasan tagihan tarif listrik meningkat di masyarakat disebabkan karena banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah sehubungan kebijakan Work From Home (WFH). Adanya peningkatan tagihan rekening listrik pada pelanggan rumah tangga lebih disebabkan oleh meningkatnya penggunaan listrik masyarakat.

“Kami memahami di tengah pandemi ini, kebutuhan masyarakat akan listrik bertambah. Peningkatan penggunaan listrik sangat wajar terjadi dengan banyaknya aktivitas di rumah. Biasanya siang hari tidak ada aktivitas, saat ini kita harus bekerja dari rumah, otomatis penggunaan bertambah, misalnya untuk laptop dan pendingin ruangan,” kata Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN I Made Suprateka dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/5).

Baca Juga

Selain itu, PLN memastikan tarif dasar listrik seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan. Termasuk rumah tangga daya 900 Volt Ampere (VA) Rumah Tangga Mampu (RTM) dan di atasnya.

Seperti diketahui penetapan tarif dilakukan 3 bulan sekali oleh pemerintah. Untuk tarif April hingga saat ini dinyatakan tetap, yakni sama dengan periode 3 bulan sebelumnya.

“Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan sejak tahun 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan,” tutur I Made Suprateka.

Adapun besaran tarif yang berlaku saat ini sebagai berikut:

1. Tarif untuk tegangan rendah sebesar Rp 1.467/kWh.

2. Tarif untuk R-1/900 VA RTM sebesar Rp 1.352/kWh.

3. Tarif untuk tegangan menengah sebesar Rp 1.115/kWh.

4. Tarif untuk tegangan tinggi sebesar Rp 997/kWh.

Untuk membantu masyarakat menghadapi pandemi virus corona, PLN juga telah menjalankan keputusan pemerintah untuk memberikan stimulus berupa pembebasan tagihan rekening listrik pelanggan rumah tangga daya 450VA, pelanggan bisnis dan industri kecil daya 450 VA. Serta potongan tagihan sebesar 50 persen untuk pelanggan rumah tangga 900 VA bersubsidi.

Sebagai upaya mencegah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19, PLN juga telah menangguhkan sementara proses pencatatan dan pemeriksaan stanmeter bagi pelanggan pasca bayar. Sebagai gantinya, untuk mulai rekening bulan Mei 2020, PLN telah menyiapkan layanan melalui WhatsApp terpusat bagi pelanggan yang ingin melaporkan angka stan dan foto kWh meter.

Pelanggan pascabayar dapat mengirimkan angka stan kWh meter melalui layanan WhatsApp terpusat PLN dengan nomor 08122 123 123. Pelaporan angka stan meter dapat dilakukan oleh pelanggan sesuai tanggal pencatatan meter masing-masing pelanggan yang akan diinformasikan pada awal proses pelaporan mandiri melalui WhatsApp.

Laporan dari pelanggan tersebut nantinya akan menjadi dasar perhitungan tagihan listrik pelanggan setiap bulannya. Sementara, bagi pelanggan yang tidak melaporkan angka kWh meter, dasar perhitungan tagihan listrik akan menggunakan perhitungan rata-rata pemakaian listrik selama 3 bulan terakhir.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement