REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sejumlah warga RT 04, RT 03, Dukuh Karangan, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, menyesalkan buruknya pelayanan ambulans milik pemerintah kota setempat. Menurut mereka ambulans menolak mengangkut jenazah warga dan mengidentifikasi penyebab kematian almarhum.
Salah seorang warga Dukuh Karangan, Kusnan Hadi, mengatakan warga sempat meminta bantuan mobil ambulans ke Pemkot Surabaya. Ambulans diminta untuk mengangkut jenazah warga setempat sekaligus untuk mengidentifikasi penyebab kematian almarhum pada Sabtu (2/5) malam.
"Ambulans dari Pemkot Surabaya datang untuk melihat jenazah. Tapi petugas medis tidak bersedia mengangkut jenazah dengan alasan jika mobil ambulans yang dibawanya hanya untuk emergency bukan ambulans jenazah," kata Kusnan.
Bahkan, lanjut dia, petugas medis menyarankan agar jenazah tersebut dibawa ke RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan. Tujuannya guna memastikan apakah positif terkena Covid-19 atau tidak serta dimintakan surat kematian tanpa dipungut biaya.
Melihat kenyataan itu, kata dia, warga akhirnya mencari alternatif lain dengan meminta pertolongan mobil ambulans milik PDI Perjuangan Surabaya untuk membawa jenazah warga tersebut ke RSUD Dr. Soetomo. "Pukul 23.15 WIB, mobil ambulans partai datang dan menuju Karang Menjangan (RSUD Soetomo). Setelah diperiksa di kamar mayat, ternyata petugas kamar mayat menetapkan biaya sebesar Rp 1,1 juta untuk biaya pemeriksaan dan surat kematian," ujarnya.
Saat diminta membayar, Kusnan mengaku kecewa karena sebelumnya petugas medis dari Pemkot Surabaya mengatakan tidak ada biaya administrasi. "Apakah prosedurnya seperti itu? Jenazah cukup ditutupi kain tanpa prosedur kesehatan dan dikenakan biaya," katanya.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto saat dikonfirmasi wartawan mengatakan pihaknya telah berupaya memberikan layanan mobil jenazah melalui Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya.
"Sebenarnya saat itu kami sudah berupaya memberikan layanan mobil jenazah melalui Dinsos, karena mobil ambulans yang datang memang untuk layanan pasien Covid-19. Kemungkinan karena yang meminta layanan juga banyak, jadi ada keterlambatan datang dan ternyata sudah keduluan mobil jenazah dari partai," kata Eddy.
Namun demikian, Eddy menyampaikan permohonan maafnya atas ketidaknyamanan pelayanan ambulans tersebut. Menurutnya tidak ada niat sedikit pun untuk menghalangi apalagi mempersulit layanan. "Saya atas nama Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya meminta maaf dan akan kami jadikan pembelajaran untuk ke depan," ujarnya.