REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terus meluas seiring intensitas hujan yang semakin meningkat sehingga memicu air sungai meluap dan merendam permukiman. "Banjir di kecamatan kami terjadi di tiga desa. Banjir merendam jalan-jalan desa. Kami mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan banjir bertambah parah," kata Pelaksana Tugas Camat Cempaga Dedi Purwanto dihubungi dari Sampit, Ahad (3/5).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, banjir mulai melanda Kotawaringin Timur sejak awal pekan ini. Sejumlah desa di tiga kecamatan terendam banjir akibat luapan sungai, yaitu Kecamatan Tualan Hulu, Telaga Antang, dan Parenggean.
Kini banjir mulai meluas, di antaranya ke Kecamatan Cempaga dan Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi. Dedi menyebutkan banjir melanda tiga desa di kecamatan yang dipimpinnya, yaitu Desa Luwuk Ranggan, Patai, dan Rubung Buyung, akibat curah hujan yang tinggi dan air pasang Sungai Cempaga.
Pada Ahad pagi hingga siang, Dedi bersama unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan setempat turun ke lokasi banjir. Mereka meninjau kondisi banjir sekaligus mendata warga terdampak banjir.
Pria yang juga menjabat Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Publik Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur itu, menyebutkan banjir di Desa Patai terjadi akibat air Sungai Cempaga meluap ke jalan desa, bahkan merendam rumah warga yang tinggal di pinggiran sungai. Kondisi itu terjadi dipicu curah hujan tinggi serta air kiriman dari hulu yang bersamaan dengan Sungai Cempaga yang sedang pasang.
Air menggenangi jalan Desa Patai berkisar 15 sampai 20 centimeter. Pada pasang tinggi air menggenang jalan desa diperkirakan antara 30 sampai 50 cm. Warga terdampak banjir terjadi di RT 09 berjumlah 48 kepala keluarga dan RT 05 berjumlah 63 KK.
Banjir di Desa Rubung Buyung juga terjadi imbas luapan Sungai Cempaga. Banjir merendam jalan dan rumah warga Dusun Baninan. Banjir merendam jalan Dusun Baninan Desa Rubung Buyung kisaran 15 sampai 20 cm. Saat sungai pasang, tinggi air menggenangi jalan sekitar 30 sampai 50 cm.
Warga yang terdampak banjir di Dusun Baninan yaitu RT07 berjumlah 27 KK, RT08 berjumlah 61 KK, dan RT09 berjumlah 52 KK.
Banjir di Desa Luwuk Ranggan berangsur surut seiring pasang air Sungai Cempaga juga mulai surut. Meski begitu masyarakat tetap waspada guna mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.
Dedi mengaku sudah meminta kepala desa mendata warganya yang terkena musibah banjir. Kepala desa juga diminta membuat posko atau rumah tinggal sementara untuk penampungan warga terdampak banjir serta menyiagakan relawan desa untuk tanggap darurat banjir.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mandi di Sungai Cempaga sementara waktu karena derasnya arus Sungai Cempaga saat ini rawan terjadi hal tidak diinginkan. Warga juga kami imbau memindahkan terminal listrik ke tempat yang lebih tinggi untuk mencegah korsleting dan kesetrum listrik," ujar Dedi.