Senin 04 May 2020 07:30 WIB

WHO: Pelonggaran Pembatasan Sosial Harus Dilakukan Hati-Hati

WHO mengingatkan bahwa dalam tingkat global, Covid-19 masih sangat serius situasinya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Spanyol mulai melonggarkan aturan lockdown yang berlaku resmi pada Senin (4/5). WHO mengingatkan, negara-negara yang mulai melonggarkan dan mencabut pembatasan sosial harus melakukannya dengan sangat hati-hati.
Foto: EPA
Spanyol mulai melonggarkan aturan lockdown yang berlaku resmi pada Senin (4/5). WHO mengingatkan, negara-negara yang mulai melonggarkan dan mencabut pembatasan sosial harus melakukannya dengan sangat hati-hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan, negara-negara yang mulai melonggarkan dan mencabut pembatasan sosial harus melakukannya dengan sangat hati-hati. Menurutnya, Covid-19 masih tetap menjadi risiko selama vaksin belum ditemukan.

“Apa yang kami pelajari adalah bahwa penyakit ini dapat dikendalikan dan dimungkinkan untuk memulai kembali kehidupan ekonomi serta sosial yang normal, dengan cara baru untuk melakukan itu, dan dengan sangat hati-hati dan waspada,” kata Ryan dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Ahad (3/5).

 

Ryan tak menampik. terdapat sejumlah negara seperti China, Korea Selatan (Korsel), Singapura, dan Selandia Baru yang mulai dapat mengendalikan penyebaran Covid-19. “Dalam hal itu ada harapan. Pada tingkat global situasinya masih sangat serius. Tapi pola penyakit dan lintasan virus sangat berbeda di berbagai belahan dunia saat ini,” ucapnya.

 

Ryan mengungkapkan, di Afrika dan Amerika Tengah, tingkat penularan masih terus beranjak naik. Meskipun negara-negara di sana belum menghadapi masalah yang besar, ketersediaan alat tes tetap menjadi problem. 

 

“Kita berada di tengah-tengah pertarungan hidup kita, kita semua di seluruh dunia. Akan ada risiko yang signifikan dan panjang sampai kita mencapai titik di mana kita memiliki vaksin yang aman serta efektif tersedia untuk semua orang,” ujar Ryan. 

 

Saat ini terdapat lebih dari 3,4 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. Korban meninggal akibat virus telah melampaui 243 ribu jiwa.

 

Baca Juga

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement