REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tim peneliti menggagas studi baru untuk mengetahui keterkaitan virus corona jenis baru dengan pencernaan. Hampir sepertiga pasien Covid-19 mengalami gejala gastrointestinal seperti mual dan diare. Virus pun kerap terdeteksi dalam sampel tinja.
Gabungan ilmuwan, termasuk dari Institut Hubrecht di Belanda, mencoba menyebarkan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 ke model kultur sel usus manusia. Mereka kemudian memantau respons sel terhadap virus selama beberapa waktu.
Hasil temuan yang telah diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa virus corona baru dapat menginfeksi dan berkembang biak dalam sel-sel usus manusia. Virus SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui penularan fecal-oral.
Meski organ pernapasan dan gastrointestinal berbeda, penelitian mencatat kesamaan adanya reseptor ACE2 yang menjadi saluran masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel. Para peneliti mengatakan, bagian dalam usus penuh dengan reseptor ini.
Penelitian menekankan, virus dibiakkan dalam model organoid usus manusia, yang merupakan versi kecil dari usus manusia yang dapat tumbuh di laboratorium. Ketika virus ditambahkan ke organoid, sel-selnya cepat terinfeksi.
"Organoid ini mengandung sel-sel lapisan usus manusia, menjadikannya model yang menarik untuk menyelidiki infeksi oleh SARS-CoV-2," kata salah seorang penulis studi, Hans Clevers, dikutip dari laman Times Now News.
Menurut para ilmuwan, virus memasuki subset sel di dalam organoid usus. Jumlah sel yang terinfeksi meningkat dari waktu ke waktu. Peneliti menggunakan mikroskop elektron untuk memvisualisasikan komponen sel yang berbeda dengan sangat terperinci.
Menilai respons organoid terhadap virus, para peneliti menemukan bahwa gen yang dirangsang oleh pembawa bahan kimia dari sistem kekebalan tubuh, interferon, menjadi aktif dalam sel-sel ini. Gen tersebut diketahui dapat memerangi infeksi virus.
Studi tersebut, menurut para ilmuwan, dapat mengarah pada cara-cara baru untuk memblokir masuknya virus ke dalam sel tubuh. Mereka juga percaya bahwa temuan ini dapat memberikan model kultur sel baru untuk studi Covid-19.
"Penelitian ini memberikan bukti pasti bahwa SARS-CoV-2 dapat berkembang biak dalam sel-sel saluran pencernaan. Namun, kami belum tahu apakah keberadaannya di usus pasien berperan dalam penularan," ungkap peneliti lain dari studi, Bart Haagmans.
Tim ingin melihat kemungkinan tersebut lebih dekat dan mengharapkan adanya studi lanjutan yang fokus pada gen interferon guna mengembangkan cara perawatan pasien. Para ilmuwan juga berharap bisa memahami perbedaan antara infeksi di paru-paru dan usus.