Senin 04 May 2020 11:01 WIB

Naik Sepeda Cara Hindari Penggunaan Angkutan Publik

Warga di berbagai belahan dunia bersepeda untuk hindari angkutan publik saat pandemi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah orang bersepeda melewati toko-toko yang tutup di Regent Street di London, Inggris, Selasa (14/4). Warga di berbagai belahan dunia bersepeda untuk hindari angkutan publik saat pandemi. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Sejumlah orang bersepeda melewati toko-toko yang tutup di Regent Street di London, Inggris, Selasa (14/4). Warga di berbagai belahan dunia bersepeda untuk hindari angkutan publik saat pandemi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Setengah jalan telah dilalui Juan Pasamar untuk menuju tempat bekerja. Secara tiba-tiba polisi menghentikan perjalanan bersepedanya. Pasamar dianggap melanggar aturan lockdown di Spanyol dengan berolahraga di depan umum.

"Kamu punya mobil, bukan? Mengapa Anda tidak menggunakannya?" kata petugas keamanan kepada Pasamar.

Baca Juga

Pasamar adalah salah satu warga Spanyol yang memutuskan untuk menggunakan sepeda dalam perjalanan pulang-pergi ke kantor di luar Zaragoza. Dia akhirnya harus menyewa pengacara agar bisa meyakinkan polisi bahwa pemerintah tidak melarang bersepeda selama lockdown.

Ketika negara-negara berusaha mengembalikan ekonomi setelah kehancuran akibat pandemi virus corona, penggunaan sepeda menjadi cara untuk menghindari keramaian yang tidak aman di kereta dan bus. Kondisi ini membuat aktivitas gowes terjadi dari Jerman hingga Peru dan mendorong lebih banyak jalur atau memperluas jalur sepeda yang sudah ada.

Pemimpin Federasi Sepeda Eropa Morton Kabell menyatakan, transisi ke lingkungan perkotaan yang lebih ramah sepeda diperlukan jika ingin kota kembali berfungsi. "Banyak orang akan takut naik angkutan umum, tetapi kita harus kembali bekerja suatu hari nanti. Sangat sedikit kota yang dapat menangani lebih banyak lalu lintas mobil," katanya.

Selain jalur sepeda yang dipisahkan oleh trotoar, Kabell mendukung subsidi sepeda listrik. Upaya ini dapat mendorong para pengendara yang memiliki perjalanan lebih lama atau berbukit bisa terbantu.

Pemanfaatan sepeda ini merujuk ke Kopenhagen ibu kota Denmark dan Belanda. Separuh dari pengendara harian di wilayah tersebut adalah pengendara sepeda. Sedangkan Belanda memiliki jaringan jalur sepeda yang luas.

Tapi, negara-negara di seluruh dunia mengejar dengan kecepatan yang berbeda. Pemerintah Prancis meminta aktivis bersepeda Pierre Serne untuk menyusun rencana dengan hasil rekomendasi jalur sepeda yang dipisahkan dari kendaraan lain dengan perkiraan biaya 50 ribu euro per kilometer. Rencana ini juga telah diserahkan kepada Kementerian Perhubungan.

Untuk saat ini, Prancis mengatakan akan mensubsidi pengendara hingga 50 euro untuk perbaikan. Pengajuan ini dapat membuat warga menyiapkan sepeda untuk digunakan setelah lockdown berakhir pada 11 Mei.

Sedangkan di Berlin, Jerman, Dewan Friedrichshain-Kreuzberg telah menandai beberapa ruas jalan dengan garis-garis kuning. Upaya ini dilakukan untuk mengambil ruang dari jalur mobil.

Infrastruktur sepeda ini dibangun dengan sistem urbanisme taktis, perubahan berbiaya rendah yang secara teknis sederhana dan dapat dikembalikan lagi. Cara ini dapat diterapkan secara langsung.

Inisiatif serupa bermunculan di tempat lain. Pejabat di Lima, Peru, Barcelona di Spanyol, dan Milan di Italia mempercepat rencana untuk memperluas jalur sepeda atau mengambil jalur mobil atau tempat parkir saat ini.

Anggota Pedalibre, klub bersepeda Madrid, Pedro Díaz melihat upaya banyak negara ini sebagai kesempatan sekali seumur hidup untuk mengambil alih ruang dari mobil. Dia berencana menolak memberikan jalur sepeda yang sudah tersedia kembali ketika pandemi berakhir.

"Jika kita menunggu infrastruktur yang tepat untuk jalur sepeda, kita akan memerlukan rencana kot, yang akan memakan waktu setidaknya empat tahun untuk dirancang dan disetujui," kata Díaz.

Kepala kelompok advokasi ConBici Spanyol, Laura Vergara, menyatakan sebelumnya sepeda menjadi perdebatan sebagai transportasi ramah lingkungan. Namun dengan terjadi pandemi, sepeda membantu memperbaiki dampak ekonomi yang sebelumnya mandek karena arus perjalanan terhenti.

Menteri Lingkungan Hidup Spanyol Teresa Ribera mengatakan, perubahan harus mengatasi perlawanan yang berasal dari kebiasaan dan konsepsi yang sudah mapan. Dia telah meminta wali kota untuk memperluas cakupan jalur sepeda, mengurangi batas kecepatan mobil, dan menyediakan tempat parkir sepeda.

"Kita dapat dan kita harus memanfaatkan dorongan ini untuk maju menuju paradigma baru mobilitas berkelanjutan," kata Ribera.

Di luar infrastruktur, pendukung bersepeda mengatakan banyak pikiran harus tetap diubah. Hal ini melihat dengan banyak pejabat telah menyerukan untuk memprioritaskan penggunaan kendaraan pribadi ketika lockdown.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement