REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengizinkan pembukaan kembali masjid-masjid di 132 kota untuk menyelenggarakan ibadah berjamaah. Seratusan masjid itu berada di lokasi yang dianggap bebas virus corona.
"Masjid di 132 kota akan dibuka karena risiko coronanya rendah. Tentunya ini dipantau protokol kesehatan," kata Rouhani dilansir di Tasnim News Agency, Senin, (4/5).
Iran tercatat pertama kali menunda sholat Jumat berjamaah pada akhir Februari. Kemudian tempat ibadah resmi tutup semua pada Maret.
Pembukaan sejumlah masjid itu sekaligus menandakan akan diadakannya lagi sholat Jumat disana. Iran memang merencanakan membuka tempat ibadah pada pertengahan Mei. Tapi mengalami percepatan karena permintaan ulama top Iran, yaitu Ayatollah Alireza Arafi.
"Kami bukan pengikut WHO. Mereka hanya orang-orang Yahudi," ujar Rouhani, ujarnya dikutip IRNA, dilansir di Al Arabiya.
Watch: “We are not followers of the World Health Organization. They are a bunch of infidels and Jews,” a cleric shouts outside the Fatima Masumeh shrine in #Qom after Shia pilgrimage sites were closed to combat the spread of the #coronavirus in #Iran.https://t.co/cO8XWbK6KM pic.twitter.com/FE079sGOQi
— Al Arabiya English (@AlArabiya_Eng) March 17, 2020
Rouhani memuji warga Iran karena mengikuti protokol kesehatan dalam melawan corona. Ia lalu memutuskan pembagian zona di Iran berdasarkan tingkat penularan corona: zona putih (aman) dan kuning dan merah (tinggi penularan corona).
Rouhani menyebut sudah 78 juta penduduk Iran yang dites massal corona tahap pertama. Kemudian di tahap kedua, targetnya menyasar 30 juta penduduk.
Hingga akhir pekan lalu, pasien positif corona di Iran nyaris menyentuh angka 100 ribu orang. Angka kematiannya mencapai 6.156 orang. Kementerian Kesehatan Iran mengklaim 80 persen pasien corona pulih dan pulang dari rumah sakit. Sekolah di zona putih akan dibuka pada 16 Mei.