Senin 04 May 2020 16:36 WIB

Penerimaan Wakaf Rumah Zakat Naik 20 Persen

Rumah Zakat menargetkan terjadi kenaikan wakaf hingga 30 persen

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyebut, di bulan Ramadhan kali ini, penerimaan wakaf mengalami kenaikan.
Foto: Republika/Darmawan
CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyebut, di bulan Ramadhan kali ini, penerimaan wakaf mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi saat ini, berbagai bantuan dibutuhkan masyarakat yang terdampak virus Covid-19. Tidak hanya berupa zakat, infak, dan sedekah (zis), bantuan wakaf juga perlu untuk menopang kehidupan mereka.

CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyebut, di bulan Ramadhan kali ini, penerimaan wakaf mengalami kenaikan. Penerimaan wakaf yang diterima Rumah Zakat berada di angka 20 persen.

Baca Juga

"Wakaf memang berbeda dengan ZIS. Meskipun terjadi pertumbuhan, namun tidak terlalu signifikan seperti ZIS. Untuk ZIS, angka pertumbuhannya sudah sampai 41persen, sementara wakaf masih disekitar 18-20persen," ucap Nur Efendi saat dihubungi Republika, Senin (4/5).

Angka keduanya ditegaskan mengalami pertumbuhan. Namun bagi masyarakat, ZIS dinilai lebih menarik, terutama di bulan suci Ramadhan seperti ini.

Nur Efendi menjelaskan, oleh Rumah Zakat, manfaat yang diberikan wakaf terhadap penerimanya dikaitkan dengan kondisi saat ini. Salah satunya dari sisi kesehatan yakni wakaf ventilator, mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan.

Sementara dari sisi menunjang kehidupan masyarakat, wakaf tersedia dalam bentuk lumbung pangan. Rumah Zakat membeli hasil panen petani yang kemudian dioptimalkan untuk menjaga suply makanan masyarakat.

"Kita juga mau merilis wakaf lahan pertanian untuk menumbuhkan produksi pangan. Ini supaya produksi semakin besar, dan lahan yang digarap semakin luas," lanjutnya.

Sejauh ini, daerah yang memberikan wakaf berada di tiga titik, yakni Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Namun angka paling besar masih dipegang oleh masyarakat di wilayah Jawa.

Untuk bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Rumah Zakat menilai ada beberapa bentuk wakaf yang bisa diberikan, utamanya dari sisi kesehatan dan jaminan sosial. Untuk masalah kesehatan, wakaf yang diberikan bisa berupa ventilator atau bilik isolasi.

Sebuah prediksi menyebut kondisi wabah Covid-19 akan berakhir di akhir Mei atau awal Juni. Selama menunggu pandemi ini berakhir, ruangan yang dimiliki rumah sakit pun terbatas. Keberadaan bilik isolasi dinilai akan sangat membantu dan memberikan fungsi maksimal.

"Untuk jaminan sosial, lebih banyak ke wakaf lumbung pangan dan lahan pertanian. Hasil wakaf ini bisa dioptimalkan untuk kesiapsiagaan pangan masyarakat Indonesia," ucap Efendi. Untuk Ramadhan kali ini, Rumah Zakat menargetkan terjadi kenaikan wakaf hingga 30 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement