Senin 04 May 2020 16:36 WIB

Infeksi Virus Corona Global Tembus 3,5 Juta Kasus

Sebanyak 82 persen kasus virus corona yang selesai berhasil sembuh dari virus corona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Petugas Dinas Kesehatan Pemprov Banten mengambil sampel darah saat tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 dengan sistem
Foto: ANTARA/MUHAMMAD IQBAL
Petugas Dinas Kesehatan Pemprov Banten mengambil sampel darah saat tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 dengan sistem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus infeksi virus corona tipe baru atau Covid-19 di tingkat global tembus 3.579.478 kasus pada Senin (4/5). Data statistik pandemi Covid-19 yang dilansir laman worldometers merinci dari jumlah kasus tersebut terbagi menjadi kasus selesai (sembuh dan meninggal) dan kasus aktif (kondisi serius dan sedang).

Total kasus selesai mencapai 1.407.380 yang terdiri atas 82 persen terbebas dari virus corona atau 1.158.935 orang sembuh. Sedangkan dari kasus selesai tercatat 18 persen kematian atau 248.445 orang meninggal karena virus di seluruh dunia.

Baca Juga

Sementara kasus aktif atau yang masih dalam penanganan rumah sakit maupun isolasi mandiri tercatat sebanyak 2.172.098. Dengan rincian 98 persen atau 2.122.045 orang dalam kondisi sedang, dan 2 persen atau 50.053 pasien dalam kondisi serius dan kritis.

Setelah muncul pertama kali di Wuhan, provinsi Hubei, China, virus corona dengan nama resmi SARS-Cov-2 menyebar ke 212 wilayah dan negara di seluruh dunia. Berdasarkan data statistik, Amerika Serikat (AS) masih menempati posisi pertama sebagai negara dengan kasus infeksi dan kematian dari Covid-19 tertinggi di dunia.

Negeri Paman Sam kini mencatat 1.188.421 kasus infeksi positif Covid-19. Korban meninggal dunia di seluruh negara bagian AS dari hari ke hari juga terlampau paling tinggi yakni mencapai 68.608. Angka kematian itu melebihi prakiraan yang diutarakan Presiden Donald Trump pekan lalu sebanyak 50-60 ribu kematian. Pada Ahad, Trump kembali memutakhirkan prediksi kematian AS karena Covid-19 menjadi 100 ribu.

Spanyol berada di posisi kedua dengan jumlah kasus mencapai 247.122 dan kematian 25.264 jiwa. Sementara itu, Italia mencatat 210.717 kasus infeksi positif Covid-19 dan 28.884 kematian akibat virus. Kemudian, disusul Inggris yang sebelumnya mencatat kasus infeksi lebih sedikit dari Prancis.

Inggris mencatat 186.599 kasus dan 28.446 kematian. Sementara, Prancis memiliki 168.693 kasus infeksi Covid-19 dan 24.895 kematian. Negara Eropa lain yang terpukul adalah Jerman dengan catatan 165.664 kasus infeksi Covid-19 dan 6.866 kematian.

Rusia juga mencapai rekor kasus tertingginya sebanyak 10 ribu lebih dalam 24 jam terkahir. Hingga Senin (4/3), Rusia mencatat 145.268 kasus, dan 1.356 kematian.

Negara-negara Eropa kini melampaui China dalam jumlah kasus dan kematian akibat virus, menurut catatan resmi negara-negara. Sebelumnya, China tercatat sebagai episentrum virus sebab asal muasal virus berada di Kota Wuhan, di Provinsi Hubei. Jumlah total kematian akibat Covid-19 di China kini menjadi 4.633 dengan total kasus di seluruh negeri 82.880.

Indonesia juga mengalami kenaikan setiap harinya dari jumlah kasus dan kematian akibat virus meski terpantau rendah. Dari catatan pemerintah, di seluruh provinsi di Indonesia tercatat 11.192 kasus, dan 845 kematian.

Negara-negara lain telah mencatat ratusan, ribuan, hingga belasan ribu kasus infeksi virus. Sementara itu, catatan kematian ada pada angka satu, belasan, puluhan, ratusan, hingga ribuan akibat virus ini. Tidak sedikit negara yang melakukan pembatasan ketat terhadap orang asing yang masuk ke dalam negeri, menyusul kasus-kasus baru di setiap negara banyak yang diimpor dari luar negeri.

Sejumlah negara Eropa, dan beberapa negara bagian AS dikabarkan juga telah mulai melonggarkan kebijakan karantina wilayah dan social distancing maupun jam malam secara bertahap menyusul kasus-kasus di sejumlah negara itu yang sudah melandai. Beberapa negara juga bertekad membuka secara bertahap perekonomian negara sekaligus mulai mempertimbangkan kembali kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah bekerja sama dengan sejumlah negara untuk menemukan vaksin dan obat untuk penanganan Covid-19. Sejumlah vaksin hasil penelitian di beberapa negara juga diprediksi muncul pada akhir tahun. Trump meyakini AS akan memiliki vaksin Covid-19 pada akhir tahun.

Setelah terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019, virus corona dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO pada 11 Maret. Pasalnya, Covid-19 dengan mudah menular dari orang ke orang di banyak bagian dunia pada saat bersamaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement