Senin 04 May 2020 19:18 WIB

Warga Arab-Amerika Didorong Ikut Sensus Penduduk AS

Keterlibatan warga Arab-Amerika untuk ikut sensus penduduk AS rendah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Warga Arab-Amerika di AS
Warga Arab-Amerika di AS

REPUBLIKA.CO.ID, DEARBORN -- Di sebuah pompa bensin Michigan, Amerika Serikat (AS), terpampang pesan jelas dengan bahasa Arab, "Terlibatlah dalam sensus 2020." Frasa tersebut dilanjutkan dengan ajakan untuk memberikan peluang lebih banyak pada komunitas untuk masuk sensus.

Dalam cetakan di sebelah "Sensus Amerika Serikat 2020," poster berbahsaa Arab itu menekankan keterlibatan dalam survei nasional yang dilakukan setiap 10 tahun sekali. "Untuk membentuk masa depan Anda dengan tangan Anda sendiri, mulailah dari sini," tulis poster tersebut.

Baca Juga

Ketika pejabat negara dan kelompok nirlaba menargetkan kelompok yang sulit terlibat seperti imigran, orang kulit berwarna, dan warga miskin, banyak orang Arab-AS tidak terlibat dalam sensus. Padahal, mereka adalah populasi Arab terbesar di luar Timur Tengah.

Warga Arab-AS yang berada di wilayah Detroit bisa kehilangan dana federal untuk pendidikan, perawatan kesehatan, pencegahan kejahatan, dan program lain jika tidak terlibat sensus. Itu juga termasuk uang untuk membantu mengatasi dampak dari virus corona.

"Tapi juga karena sangat penting bagi pemerintah federal untuk mengetahui siapa yang ada di Michigan pada titik ini lebih dari sebelumnya," kata direktur kebijakan dan advokasi ACCESS yang berbasis di Dearborn, Rima Meroueh.

Salah satu organisasi nirlaba advokasi Arab-Amerika terbesar di AS itu mencoba mendorong komunitas untuk ikut terlibat sensus bukan hanya seputar pendanaan saja. Mereka ingin pemerintah tahu bahwa jumlah warga Arab-AS ada dan tidak sedikit jumlahnya.

Orang-orang Arab tiba secara massal ke AS ketika industri mobil meningkat dan permintaan pekerja meningkat. Pada saat pekerjaan-pekerjaan itu mulai menurun dalam beberapa dasawarsa terakhir, komunitas-komunitas dengan akar budaya Timur Tengah yang kuat telah berdiri di wilayah Detroit.

Tujuan bagi orang-orang dari seluruh Timur Tengah ke AS kemudian menjadi melarikan diri dari konflik, berhubungan kembali dengan keluarga, atau sekadar mencari kehidupan yang lebih baik. Bahkan mereka yang bermukim di tempat lain, sering menginjakkan kaki pertama kali di Detroit dan kota-kota sekitarnya.

Meski virus corona membatasi sensus, aktivis mendorong komunitas Arab-AS untuk tetap terlibat dalam sensus. Pandemi telah memaksa Biro Sensus untuk mendorong kembali batas waktu penyelesaian penghitungan 2020 dari akhir Juli hingga akhir Oktober.

Dengan perubahan tersebut, ACCESS meningkatkan upaya media sosialnya untuk melakukan kampanye sensus. "Jika Anda memeriksa media sosial kami, itu sangat sensus," kata Meroue.

Tapi, kelompok ini menghadapi rintangan setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memutuskan untuk tidak memasukkan kategori yang menganggap orang dari Timur Tengah atau Afrika Utara sebagai kelompok sendiri. Biro Sensus merekomendasikan kategori Middle East and North Africa (MENA) pada 2017 untuk menggabungkan komunitas tersebut.

Keputusan untuk membatalkan kelompok tersendiri membuat marah banyak orang Arab-AS yang mengatakan itu menghalangi perwakilan dan membutuhkan dana. Perwakilan Partai Demokrat bagian dari Detroit dan beberapa pinggiran kota, A. Rashida Tlaib menyatakan ketidaksenangannya ketika berbicara dengan direktur Biro Sensus Steven Dillingham di Capitol Hill pada Februari.

"Masyarakat melakukannya dengan benar, mereka melalui prosesnya. Kamu membuat kami tidak terlihat," ujar warga Arab-AS ini.

Dillingham mengatakan formulir itu akan memiliki kotak tulis, yang memungkinkan orang untuk menggambarkan etnis mereka. Sedangkan, ketentuan itu tidak sesuai untuk Tlaib.

Dosen dan manajer penelitian dan konten Universitas Michigan di Museum Nasional Amerika Arab, Matthew Jaber Stiffler mengatakan, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Advokat harus mendorong lebih keras untuk membuat komunitas tersebut dilibatkan.

"Tanggung jawabnya ada pada organisasi masyarakat, dan pemerintah lokal dan negara bagian untuk membuat orang mengisi formulir, karena itu tidak mengatakan, 'Apakah Anda Timur Tengah atau Afrika Utara?'. Kami akan mendapatkan data yang sangat bagus jika cukup banyak orang mengisinya," kata Stiffler.

Meskipun opsi MENA tidak ada, Stiffler mengatakan, petugas sensus melakukan pekerjaan persiapan untuk itu. Jika seseorang menulis "Suriah" pada formulir, Stiffler telah diberitahu bahwa sensus akan mengkode itu dalam asal kelompok MENA yang lebih besar.

Beberapa di komunitas Arab telah mengajukan keprihatinan tentang pertanyaan pemerintah mengenai status kewarganegaraan jika berpartisipasi dalam sensus, padahal itu bukan bagian dari formulir. Banyak yang telah melaporkan pengawasan ekstra sejak pemerintahan Trump mengeluarkan larangan bagi para wisatawan dari beberapa negara yang mayoritas Muslim pada 2017. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement