REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW sangat melarang menelantarkan anak yatim. Dalam Alquran, Allah SWT mengecam orang yang suka menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin. Bahkan, mereka disebut sebagai “pendusta agama” (QS al-Ma'un: 1-5).
Menyantuni anak yatim dan piatu merupakan perbuatan yang terpuji. Apalagi, bila itu dikerjakan selama bulan suci Ramadhan.
Dalam suatu hadis, sifat dermawan Rasulullah SAW diibaratkan melebihi angin yang berembus sejuk. Maknanya, beliau sangat ringan hati dan cepat dalam memberi, tanpa pamrih, tanpa menimbang-nimbang. Sifat itu laksana angin sepoi-sepoi yang menyejukkan semua.
Inilah kesempatan bagi kita. Siapa pula yang tak ingin bertetangga dengan Rasulullah SAW di Jannah-Nya?