REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengungkapkan, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Surabaya Raya yang telah berlamgsung sepekan, belum membuahkan hasil. Dimana tinggal morbiditas (penambahan pasien positif Covid-19) di wilayah setempat masih tinggi. Begitupun angka kematian pasien Covid-19 yang masih melebihi 10 persen dari jumlah keseluruhan.
"Morbiditas ini bisa kita lihat di sini, jadi trend-nya belum menunjukkan penurunan. Padahal ini sudah hari ke-7 (PSBB). Tren mortalitas kita juga belum menunjukkan angka yang menyenangkan," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (4/5).
Joni menegaskan, angka kematian di Jatim masih di angka 10 persen lebih atau tepatnya 10,77 persen. Padahal, angka yang dapat ditoleransi maksimal 5 persen. Joni menambahkan, angka kematian tertinggi dari 3 daerah yang memberlakukan PSBB, masih didominasi Surabaya. Maka dari itu, menurutnya perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih signifikan dalam menekan penyebaran Covid-19.
"Jadi tren mortalitas kita belum menunjukkan angka yang menyenangkan. Masih butih upaya yang lebih signifikan lagi dari seluruh komponen yang ada di masyarakat, tidak hanya dari pemerintah," ujar Joni.
Joni mengaku, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19. Hal itu di antaranya dengan menambah jumlah rumah sakit dan menambah jumlah tenaga kesehatan. "Training-training juga sudah dilakukan, upaya-upaya pemenuhan sarana juga sudah," kata dia.