Pedagang kue kering melayani konsumen di Pasar Sudimampir, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020). Menurut pedagang, omzet menjelang lebaran tahun ini anjlok hingga 50 persen dari tahun sebelumnya dikarenakan pembatasan jam operasional pasar di tengah pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/BAYU PRATAMA S)
Pedagang kue kering melayani konsumen di Pasar Sudimampir, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020). Menurut pedagang, omzet menjelang lebaran tahun ini anjlok hingga 50 persen dari tahun sebelumnya dikarenakan pembatasan jam operasional pasar di tengah pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/BAYU PRATAMA S)
Ibu rumah tangga memanggang kue kering pesanan konsumen di rumahnya di Kampung Benggala, Serang, Banten, Senin (4/5/2020). Menurutnya, jumlah pesanan kue kering lebaran tahun ini menurun sekitar 50 persen dibanding tahun lalu akibat pandemi COVID-19. (FOTO : Antara/Asep Fathulrahman)
Ibu rumah tangga membuat kue kering pesanan konsumen di rumahnya di Kampung Benggala, Serang, Banten, Senin (4/5/2020). Menurutnya, jumlah pesanan kue kering lebaran tahun ini menurun sekitar 50 persen dibanding tahun lalu akibat pandemi COVID-19. (FOTO : Antara/Asep Fathulrahman)
Pekerja menunjukkan kue kering yang diproduksi di industri rumahan Ankrella Coklat di Ampenan, Mataram, NTB, Ahad (3/5/2020). Kue kering lebaran yang dipasarkan melalui media sosial tersebut dijual mulai harga Rp55 ribu hingga Rp80 ribu tergantung bahan kue yang digunakan (FOTO : Antara/Ahmad Subaidi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Kue kering sebagai penganan khas lebaran banyak dibeli di pertengahan bulan puasa. Rumah produksi kue-kue ini biasanya telah menggenjot produksi sejak awal Ramadhan.
Namun Pandemi Covid-19 telah mengubah tradisi tahunan ini. Banyak produsen kue kering yang mengeluhkan turunnya penjualan kue ini. Bahkan di saat menjelang pertengahan bulan puasa.
sumber : Antara Foto
Advertisement