Senin 04 May 2020 21:52 WIB

Ketika LeBron Raih Gelar MVP NBA Pertamanya

MVP NBA 2008/2009 tak ubahnya jadi proses inisiasi LeBron sebagai bintang baru NBA.

LeBron James.
Foto: Republika
LeBron James.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 4 Mei 2009, LeBron James merengkuh gelar Pemain Terbaik (MVP) NBA pertamanya setelah enam musim berkarier di liga bola basket paling bergengsi sejagat itu. Penganugerahan MVP NBA 2008/2009 tak ubahnya menjadi proses inisiasi LeBron sebagai bintang baru kompetisi NBA.

Nama LeBron perlahan mulai dilibatkan dalam perbincangan G.O.A.T alias pebasket terbaik sepanjang masa, bersama nama-nama mentereng seperti Michael Jordan dan Kobe Bryant. Dalam perjalanan kariernya, LeBron kemudian menyandang julukan baru "Sang Raja" yang asal usulnya kerap diperbincangkan bahkan dijadikan alasan para pembencinya di media sosial untuk menghujat pemilik tiga cincin juara NBA tersebut.

Pada 2011 kolumnis Washington Post, Mike Wise, mengutip seorang pemain yang tak mau disebut namanya yang mengungkapkan LeBron menyebut dirinya sebagai Sang Raja dalam upaya merekrut pemain tersebut untuk bergabung dalam fase status bebas transfer. Kolom tersebut memantik komentar yang menilai LeBron terlalu arogan untuk menyebut dirinya sendiri sebagai raja, padahal saat itu ia masih belum berhasil meraih cincin juara NBA.

Teori lain menyebutkan bahwa julukan Sang Raja awalnya digunakan oleh pemandu acara basket di SMA St Vincent St. Mary, Ohio, untuk mengenalkan LeBron tiap kali hendak bertanding dan kemudian julukan itu perlahan diadopsi oleh media-media kenamaan seperti ESPN.

Terlepas dari asal usul julukan Sang Raja, LeBfron pada musim 2008/2009 memang tampil fenomenal menyokong Cleveland Cavaliers menjadi pemimpin Wilayah Timur di musim reguler dengan kontribusi rataan 28,4 poin, 7,6 rebound, 7,2 assist dan akurasi lemparan bebas 78 persen per gim.

Torehan itu praktis membuat LeBron pantas menyandang gelar MVP NBA 2008/2009. Sebagai sebuah apresiasi, ia bahkan merekam pidato kemenangannya di gedung olahraga SMA St. Vincent St. Mary, tempat yang disebutnya sebagai landasan pacu karier dan mimpi-mimpinya.

"Ini adalah tempat awal saya bermimpi dan meyakini bisa mewujudkannya. Tak ada tempat yang lebih tepat untuk menerima penghargaan ini," kata LeBron dikutip dalam laporan ESPN dan Associated Press kala itu. "Saya masih 24 tahun dan menerima penghargaan ini, saya tak pernah berpikir bisa terjadi secepat ini. Saya tak pernah bermimpi menjadi MVP, tapi saya akan berbohong jika bilang tak menikmati penghargaan ini. Kerja keras terbayarkan dan mimpi terwujud."

Sayangnya, musim itu, di fase playoff LeBron hanya mampu mengantarkan Cavaliers ke final Wilayah Timur dan kalah 2-4 dari Orlando Magic. Itu menjadi musim keempat beruntun LeBron menyokong Cavaliers sendirian tapi gagal menjadi juara NBA, beban yang semusim kemudian terlalu berat diampunya.

LeBron akhirnya memutuskan hijrah ke Miami Heat pada musim panas 2010 dan cuma butuh dua musim untuk meraih gelar juara NBA perdananya, tentunya dengan bantuan Dwyane Wade dan Chris Bosh sebagai kombinasi The Big Three.

Bersama Heat, LeBron meraih dua gelar juara NBA sebelum pulang lagi ke Cavaliers dan meraih gelar juara NBA 2015/2016. Ini menuntaskan dahaga juara Kota Cleveland di berbagai cabang olahraga sejak 1964.

Gelar juara itu juga diraih dengan menorehkan kebangkitan paling bersejarah di rangkaian final NBA sepanjang masa dengan membalikkan ketertinggalan 1-3 untuk menang 4-3 atas Golden State Warriors.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement