Selasa 05 May 2020 03:53 WIB

Menhan Inggris Minta China Terbuka Soal Covid-19

Menhan Inggris meminta China terbuka soal informasi Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace meminta China terbuka soal informasi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace meminta China terbuka soal informasi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace meminta China terbuka mengenai informasi wabah virus corona jenis baru atau Covid-19. Ia mengatakan China perlu menjawab pertanyaan soal informasi yang dibagikan tentang wabah COVID-19.

"China harus menjawab hal itu setelah kita semua berhasil mengendalikan Covid-19 dan ekonomi kita kembali normal," ujar Ben Wallace, Senin.

Baca Juga

"China harus terbuka dan transparan tentang apa yang perlu diterangkannya, kekurangan dan kesuksesannya," katanya.

Sebelumnya pada Ahad (3/5), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan ada 'sejumlah bukti kuat' bahwa virus corona jenis baru itu muncul dari laboratorium China. "Ada sejumlah bukti kuat bahwa ini berasal dari laboratorium di Wuhan," kata Pompeo kepada ABC.

Ia merujuk pada virus yang muncul akhir tahun lalu di China dan telah menewaskan sekitar 240 ribu orang di seluruh dunia. Termasuk lebih dari 607 ribu di Amerika Serikat.

Pompeo kemudian secara singkat membantah pernyataan yang dikeluarkan beberapa hari sebelumnya oleh badan intelijen AS. Badan intelijen sebelumnya menyebut virus itu tampaknya tidak dibuat oleh manusia atau dimodifikasi secara genetis.

China berulang kali membantah menutup-nutupi informasi wabah Covid-19. Duta Besar China untuk Inggris bulan lalu mengatakan Amerika Serikat seharusnya tidak berusaha menggertak China dengan cara yang mengingatkan pada perang kolonial Eropa abad ke-19.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement