REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Utama RSUD dr. Soetomo Joni Wahyuhadi membantah adanya perawat di rumah sakit setempat yang terpapar Covid-19 dan melarikan diri. Joni menjelaskan, kejadian ini dari pihaknya manajemen RSUD dr. Soetomo melakukan skrining terhadap seluruh pegawainya, termasuk pembantu perawat.
"Beliau itu pembantu perawat, bukan perawat pasien Covid-19. Setiap hari beliau itu selalu pulang pergi dari Surabaya ke Pasuruan, naik kendaraan umum," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (4/5).
Joni melanjutkan, berdasarkan hasil skrining, pihaknya kemudian melakukan rapid test terhadap pembantu perawat tersebut, dan hasilnya reaktif. Setelah mengetahui hasil rapid test-nya reaktif, pembantu perawat tersebut mendadak tidak masuk kerja.
"Selanjutnya beliau tidak masuk kerja dan karena tidak masuk maka kita cari. Kami cari ditempat singgahnya di Surabaya tidak ada, kemudian dicari ke Bangil Pasuruan, ke rumah saudara juga tidak ketemu," ujar Joni.
Joni melanjutkan, setelah dilakukan penelusuran, ternyata pembantu perawat tersebut berada di Pasuruan, dan sudah dimasukan ke rumah sakit swasta di Pasuruan. Joni mengaku, pihak RSUD dr. Soetomo sempat menawari yang bersangkutan untuk menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
"Kemudian kita tawari apakah dirawat di dr Soetomo, tapi beliau mengatakan dirinya tidak sakit tapi takut. Jadi beliau isolasi mandiri ternyata," kata Joni.
Joni melanjutkan, yang bersangkutan enggan menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo dan memilih melakukan isolasi mandiri, karena memang merasa tidak ada gejala klinis. Namun, Joni memastikan pihaknya terus memantau perkembangan kesehatan yang bersangkutan.
"Setiap hari selalu kita pantau, jadi tidak benar kalau beliau melarikan diri, itu tidak benar. Beliau tidak masuk kerja, itu iya," ujar Joni.