Senin 04 May 2020 23:04 WIB

Dinkes Surabaya Tangani Warga Terkena Cairan Disinfektan

Warga yang kulitnya bentol itu ternyata terkena herpes bukan lantaran disinfektan.

Red: Andi Nur Aminah
Penyemprotkan cairan disinfektan di sekitar pemukiman warga
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Penyemprotkan cairan disinfektan di sekitar pemukiman warga

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Jawa Timur, langsung bergerak cepat menanganai warga yang kulitnya bentol-bentol merah diduga akibat terkena cairan disinfektan dari mobil PMK pada saat penyemprotan. Dokter Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewandhie, Desy Hinda Pramita di Surabaya, Senin (4/5) mengatakan pihaknya sudah sudah menemui langsung pasien bernisial IN di rumahnya Tambaksari untuk dilakukan pemeriksaan dan anamnesis mencari riwayat pasien.

"Hasilnya pasien itu terkena herpes zozter thorakalis. Jadi penyebabnya bukanlah karena cairan disinfektan," katanya.

Baca Juga

Menurut dia, tidak ada hubungannya antara penyakit herpes zozter thorakalis dan terkena cairan disinfektan. Jadi kebetulan munculnya penyakit itu hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan disinfektan.

Desi menjelaskan setelah pasien diperiksa kemudian dilakukan diagnosa pembanding yakni dermatitis kontak. Artinya, jika memang pasien yang bersangkutan terkena disinfektan ditubuhnya.

"Lantas mengapa yang bentol-bentol hanya dibahu bagian kirinya?. Tentunya, ini menjadi aneh. Saya yakin bahwa penyakit tersebut bukanlah karena cairan disinfektan, melainkan karena virus. Terlebih lagi pasien itu sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh," ujarnya.

Sebenarnya saat memeriksa pasien, Desi berulangkali memaparkan bahwa timbulnya herpes zozter thorakalis ini bukan karena cairan disinfektan. Hanya saja, jika dilihat dari riwayat penyakit ini, mulai timbul hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan. Padahal sebelumnya pasien ini lebih dahulu mengalami gejala seperti meriang dan panas dingin.

"Sudah saya terangkan kepada ibunya (pasien) ini adalah bersamaan. Sebenarnya ibu ini sudah ada gejala tidak enak badan untuk mau jadi herpes. Kebetulan pada saat itu, kok ya kecipratan disinfektan. Tapi disinfektan ini bukan menyebabkan herpes. Tidak, tidak ada hubungannya," katanya.

Bahkan, lanjut dia, sehari sebelum Puskesmas Rangkah menjemput pasien dan dibawa ke RSUD dr. Soewandhie untuk diperiksa, pasien berusia 60 tahun itu sudah mendapat penanganan pertama dari tim gerak cepat (TGC) dengan memberikan resep obat anti virus dan vitamin.

"Pasien bilang semalam sudah mulai enak tidurnya. Bersih dan nyaman tidak merasakan perih karena obat," katanya.

Selanjutnya, Desi memastikan bahwa setelah pemeriksaan dan pemberian obat anti nyeri dan vitamin itu diberikan, pasien bisa kembali melakukan kontrol minggu depan. "Saya sudah sampaikan minggu depan jadwalnya kontrol kembali. Jadi, sekali lagi murni bukan karena disinfektan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement