Selasa 05 May 2020 07:05 WIB

Pemkot Surabaya Akui Masih Banyak Pelanggar PSBB

Keberhasilan dari penerapan PSBB adalah kepatuhan masyarakat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Warga masih melaksanakan shalat Tarawih berjamaah.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warga masih melaksanakan shalat Tarawih berjamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkot Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk mensukseskan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Pahlawan. Dia mengaku, masih ditemui pelanggaran-pelanggaran, setelah sepekan diberlakukannya PSBB.

Eddy menjelaskan, salah satu yang menjadi perhatian dan terus dilakukan evaluasi adalah bidang rumah ibadah atau keagamaan. Berdasarkan evaluasi dengan Kemenag setempat, dari 2.504 masjid dan mushalla yang ada di Kota Surabaya, hingga saat ini masih ada 290 masjid atau mushalla yang melaksanakan Shalat Taraweh.

"Dan ada sekitar 96 masjid yang masih melaksanakan Shalat Jumat. Makanya, ini terus kita imbau supaya mereka bisa mentaati semua peraturan yang ada di PSBB,” kata Eddy di Surabaya, Senin (4/5).

Eddy juga mengakui, masih adanya pelanggaran yang dilakukan perkantoran dan perdagangan serta toko-toko yang tidak termasuk pengecualian dalam Perwali terkait PSBB. Misalnya, masih ada warga yang memilih makan di warung, bahkan ada pula yang menyelenggarakan sahur bersama.

"Padahal, tidak sekali satgas melakukan sosialisasi terkait membungkus makanan yang dibeli dan dimakan di rumah masing-masing. Kami hentikan kegiatan sahurnya dengan menyuruh pengunjung ke luar. Lalu kursinya kita letakkan di atas meja, karena yang boleh hanya take away,” ujar Eddy.

Untuk toko yang tidak melaksanakan aturan PSBB, Eddy memastikan bakal melakukan peringatan secara tertulis. Selain itu, di lokasi tersebut juga langsung dilakukan penyemprotan disinfektan. Eddy juga mengaku masih menemukan masyarakat, khususnya di pasar masih masih melanggar aturan.

"Seperti tidak menerapkan physical distancing. Ada juga yang belum pakai masker,” kata Eddy.

Sementara di bidang transportasi dan mobilitas penduduk, Eddy mengaku, terpantau mengalami pengurangan. Eddy mengingatkan, kunci keberhasilan dari penerapan PSBB adalah kepatuhan masyarakat. Maka dari itu dia meminta pastisipasi masyarakat dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.

"Karena sampai hari ke-7 ini masih ada pelanggaran-pelanggaran dalam PSBB ini. Dan ini menjadi bagian dari evaluasi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement