Selasa 05 May 2020 08:13 WIB

Jokowi: Kerja Sama Konkret Lawan Pandemi Dibutuhkan

Menurut Jokowi, saat ini “musuh bersama” adalah Covid-19.

Rep: Fergi Nadira / Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan).
Foto: Lukas/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menekankan, mengenai pentingnya solidaritas politik antar negara-negara Gerakan Non-Blok dalam memerangi pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB secara virtual membahas mengenai penanganan pandemi virus korona tipe baru atau Covid-19.

"Negara-negara harus memfokuskan energi dan waktu untuk menghadapi Covid-9. Intinya jangan sampai negara-negara GNB terjebak dalam hal-hal yang bisa mempertajam perbedaan yang melemahkan kerja sama," ujar Presiden Jokowi yang bersumber dari konferensi pers Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

59 tahun lalu GNB didirikan untuk melawan “musuh bersama” imperialisme dan neokolonalisme. Saat ini “musuh bersama” adalah Covid-19. Menurut Presiden, pandemi ini masih jauh dari usai. Oleh sebab itu Presiden mengajak negara-negara GNB untuk bergerak cepat, cermat dan strategis.

Presiden menyampaikan tiga poin dalam KTT tersebut. "Pertama, perkuat solidaritas politik antar kita, karena hanya dengan bekerja sama, kita dapat memenangkan peperangan ini," ujar Presiden.

"Kedua, terjemahkan solidaritas politik ini jadi kerja sama yang konkret. Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau," kata Presiden.

Presiden juga menekankan, agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan. Selain itu, Presiden juga mengajak untuk memerkuat kerja sama dalam pemulihan rantai pasokan global untuk perdagangan produk kesehatan dan kebutuhan pangan.

"Ketiga, penguatan kemitraan global bagi negara berkembang. Kita perlu suarakan dan perjuangkan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan, keringanan utang, maupun kewajiban pembayaran utang dari official creditors dapat dialihkan untuk pembiayaan penanganan Covid-19," ujar Presiden.

Menlu Retno ikut mendampingi Jokowi dalam KTT virtual ini. Terkait Covid-19 Retno mengatakan, KTT ini penting untuk disampaikan karena banyak sekali negara berkembang terutama least develop countries yang mengalami kesulitan di dalam menangani Covid-19.

"Indonesia menekankan negara berkembang perlu menjadi solusi bagi perbaikan tata kelola kesehatan global agar kita lebih siap dan menghadapi pandemi ini di masa yang akan datang," ujar Retno.

Jabatan ketua KTT GNB 2020 dipegang Azerbaijan. Tema dari KTT GNB kali ini adalah “Bersatu Melawan Covid-19” dan diikuti oleh sebagian besar pemimpin negara GNB, dan sejumlah organisasi internasional dan regional.

Adapun KTT GNB tahun ini bertepatan dengan momentum Peringatan 65 Tahun Dasasila Bandung pada tahun 2020 dan Perayaan 60 Tahun berdirinya GNB pada tahun 2021. Hadir kepala negara dalam KTT tersebut berurutan menurut abjad yaitu Presiden Azerbaijan selaku Ketua GNB Ilham Aliyev, Presiden Sidang Umum PBB ke-74 Tijjani Muhammed Bande, Dirjen WHO Tedros Adhanom, Ketua Komisi Uni Afrika Mousa Faki Mahamat, Presiden Afghanistan Ashraf Gani, Presiden Algeria Abdelmadjid Tebboune, Presiden Kuba Miguel Diaz Canel, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Mauritius Mohamed Ould Ghazouani, Presiden Nicaragua Daniel Ortega.

Hadir pula Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, Presiden Pakistan Arif Alvi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, Kepala Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah Abdelrahman Burhan, Presiden Togo Faure Essozimna Gnassingbe, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedow, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, dan Wakil Presiden Namibia Nangolo Mbumba.

Adapun kepala pemerintahan yang hadir yaitu Perdana Menteri Belarusia Syarhey Rumas, Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin, Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oil, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Wakil Perdana Menteri Bahrain Mohammed bin Mubarak Al Khalifa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement