Selasa 05 May 2020 10:10 WIB

Didi Kempot, dari Ngamen di Solo Hingga ke Belanda

Didi Kempot mengawali kariernya sebagai musisi jalanan di Solo.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Penyanyi Didi Kempot meninggal Selasa (5/5) di Kota Solo, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Penyanyi Didi Kempot meninggal Selasa (5/5) di Kota Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi campursari asal Solo, Didi Kempot, meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5) pagi. Penyanyi bernama asli Dionisius Prasetyo tersebut meninggal dunia pada usia 53 tahun di tengah puncak kariernya.

Baru-baru ini, adik dari almarhum pelawak Mamiek Prakoso tersebut merilis lagu baru berjudul "Ojo Mudik". Meskipun berbeda generasi, lagu-lagu Didi Kempot juga digemari oleh kaum milenial.

Baca Juga

Didi Kempot mengawal kariernya sebagai musisi jalanan di Solo pada tahun 1984 dengan bermodalkan ukulele dan kendang. Saat itu ia biasa mengamen di daerah Keprabon, Solo.

"Dulu sebelum saya bikin rekaman dulu saya ngamen di Keprabon. Di sana ada warung lesehan nasi liwet," ujar Didi Kempot dalam vlog bersama Gofar Hilman pada tahun lalu.

Kemudian, ia mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 dan bersama empat rekannya kumpul-kumpul di Bundaran Slipi. Dari sanalah muncul nama 'Kempot' yang merupakan nama komunitas mereka, 'Kelompok Penyanyi Trotoar'.

Musisi legendaris ini menciptakan lagu pertamanya pada tahun 1989, yang berjudul "Cidro". Didi mulai terkenal saat menyanyikan lagu andalannya tersebut di Suriname, Amerika Selatan, pada 1993.

Dari sana, almarhum lalu menginjakkan kakinya di Rotterdam, Belanda, pada tahun 1996. Kemudian, tak lama setelah pulang kampung, ia merilis lagu hitnya yang berjudul "Stasiun Balapan" pada tahun 1999.

Lagu Didi Kempot juga dinikmati oleh kaum milenial. Lagu terbarunya yang dirilis tahun lalu berjudul "Ambyar" menjadi salah satu lagu yang paling hit di kalangan milenial.

Sementara itu, lagu terakhirnya berjudul "Ojo Mudik" dipublikasikan oleh akun Youtube Didi Kempot pada 28 April 2020. Lagu tersebut berisi tentang virus corona yang tiba-tiba datang, ajakan untuk rajin cuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak, serta bersama-sama untuk melawan corona. Pesan utama lagu tersebut mengajak para perantau untuk tidak mudik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement