Selasa 05 May 2020 10:24 WIB

Lembaga Filantropi di Tengah Pandemi

Pertumbuhan filantropi di Ramadhan ini ternyata tak menurun bahkan terus meningkat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Gita Amanda
Penerimaan filantropi di masa pandemi justru meningkat terlebih di tengah bulan Ramadhan.
Foto: Pusat Data Republika
Penerimaan filantropi di masa pandemi justru meningkat terlebih di tengah bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 ternyata tak menurunkan semangat masyarakat untuk berbagi dengan sesama di bulan suci Ramadhan. Di bulan ini justru jumlah masyarakat yang berdonasi makin mengalami peningkatan sangat signifikan.

Ini bisa dilihat dari bertambahnya donatur yang menyalurkan zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) melalui lembaga filantropi. Seperti yang dialami oleh Dompet Dhuafa. Menurut Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan perhimpunan ziswaf pada Ramadhan tahun ini mengalami pertumbuhan yang positif.

Baca Juga

"Kami masih on the track dengan target Rp 212,3 miliar. Dan seiring dengan arahan pemerintah untuk sosialisasi pembayaran zakat maal sebelum Ramadhan, ini pun kami lakukan sebagai bagian dari edukasi ke masyarakat, karena begitu banyaknya yang membutuhkan bantuan karena dampak dari Corona ini. Untuk penghimpunan Ramadhan, hingga hari ini Alhamdulillah pada posisi positif dengan pertumbuhan diatas rata-rata," kata Imam kepada Republika.

Imam mengakui pandemi Covid-19 membuat Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tak hanya Indonesia, menurutnya setiap negara menghadapi krisis kesehatan. Hal ini menurutnya menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga filantropi. Menurutnya selama pandemi aktivitas donatur di konter Dompet Dhuafa maupun kantor zakat mengalami penurunan terlebih setelah diberlakukannya  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota besar yang memicu penurunan aktivitas masyarakat diluar rumah. Lesunya perputaran ekonomi di masyarakat, menurutnya juga memicu dampak lemahnya perputaran zakat, akibat pandemi Covid-19 dalam jangka panjang.

"Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan yang mengelola juga ziswaf memiliki kewajiban untuk menggerakan roda ekonomi zakat maupun kemanusiaan meskipun di tengah badai virus corona serta menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai tantangan bukan halangan yang harus dihadapi bersama-sama," katanya.

Sebab itu sejumlah program pun terus digencarkan Dompet Dhuafa. Untuk Ramadhan tahun ini, kata Imam, Dompet Dhuafa memaksimalkan pemanfaatan fitur digital agar masyarakat lebih mudah memberikan Ziswaf. Dompet Dhuafa juga mengoptimalkan jaringan di 34 propinsi dan 200 zona layanan di nusantara serta jaringan global di 30 negara. Sementara itu menurut Imam beberapa program offline seperti pengajian perkantoran, kultum menjelang berbuka, pengajian sekolah, juga di alihkan ke digital menjadi pengajian online, tadarus bersama dengan media sosial. Dompet Dhuafa juga menggandeng publik figur dan musisi untuk mengajak masyarakat berdonasi maupun beramal dengan menggelar konser amal.

"Sedangkan untuk program unggulan seperti tebar zakat fitrah, parcel ramadhan, parcel untuk yatim masih sesuai dengan agenda, dan jika memang memaksa, akan kita alihkan ke program digital juga dan distribusinya memaksimalkan jaringan Dompet Dhuafa Nasional," katanya.

Dihubungi terpisah CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan pada Ramadhan tahun ini pengumpulan Ziswaf tumbuh diangka 41 persen. Menurutnya hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat  untuk berbagi dengan sesama  terus tumbuh.

"Dengan adanya covid-19 yang mengakibatkan dampak ekonomi ini justru malah menjadi daya ungkit atau mendorong masyarakat untuk berbagi kebahagiaan  terhadap sesama. Apalagi di bulan Ramadhan, pasti ini akan menguatkan, ada momentum, ada peluang, saya melihat keinginan untuk berbagi membahagiakan sesama itu sangat kuat sekali," katanya.

Sementara Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar mengatakan ACT menargetkan perhimpunan donasi untuk membantu masyarakat yang ekonominya terdampak Covid-19 mencapai Rp 1 triliun selama Ramadhan ini. Selain itu menurut Ibnu Khajar berbagai program yang telah dibuat ACT untuk membantu meringankan beban warga selama pandemi akan terus berlangsung bahkan setelah Ramadhan. Ia menargetkan program-program untuk membantu warga pada masa pandemi Covid-19 berlangsung sampai akhir tahun ini.

"Kita bersyukur karena kita melihat pertumbuhan filantropi di Ramadhan ini ternyata tidak menurun bahkan trennya terus meningkat mungkin karena momentumnya Ramadhan, orang bayar ziswaf lebih meningkat. Walaupun per hari ini belum sampai 100 persen tapi jumlahnya di atas rata rata donasi harian kita," katanya.

Menurut Ibnu pada Ramadhan tahun lalu penghimpunan donasi dari para donatur lebih difokuskan untuk program bantuan Palestina bersamaan dengan terjadinya tragedi penyerangan Palestina. Namun menurutnya, pada Ramadhan tahun ini 80 peran donasi dari para donatur untuk penanggulangan dampak Covid-19.

Ibnu menambahkan pada Ramadhan tahun ini ACT fokus pada program pangan yang berisi operasi makan gratis dan operasi beras gratis. Ibnu menjelaskan ACT Sebelumnya telah bekerja sama dengan 1.000 warteg untuk memberikan makan gratis bagi warga. ACT pun akan menambah bantuan operasi makan gratis dengan bekerjasama dengan 1.000 pedagang soto Lamongan dan pecel lele.

Sementara untuk program operasi beras, ACT bekerjasama dengan TNI serta para pengemudi ojek online untuk mendistribusikan paket beras bagi warga yang membutuhkan. Sejauh ini, ACT telah membagikan sebanyak 6 ton beras. Kedepannya, mejurut Imam ACT menargetkan 3.000 kantung beras setiap hari. Warga dapat menghubungi ACT dan akan segera dikirim dengan bekerjasama para pengemudi ojek online.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement