REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman memberlakukan penutupan sementara operasional pelayanan Indogrosir Sleman. Penutupan terkait hasil rapid test yang menunjukkan 27 karyawan reaktif.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, penutupan agar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut. Terutama melalui metode swab atau memakai sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Termasuk, kepada karyawan-karyawan PT Inti Cakrawala Citra atau Indogrosir Sleman yang belum menjalani tes.
Kemudian, penutupan sementara dilakukan agar dilaksanakan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar Indogrosir.
"Kami mulai hari ini untuk Indogrosir sementara kami tutup, jadi tidak boleh operasional, kita selesaikan rapid test untuk yang 106 karyawan," kata Sri di Pendopo Parasamya Komplek Setda Sleman, Selasa (5/5).
Sri sendiri belum bisa memastikan penutupan sementara terhadap Indogrosir akan dilaksanakan sampai kapan. Tapi, setidaknya dilaksanakan sampai hasil swab dari karyawan-karyawan keluar.
Untuk Indogrosir Sleman, sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan swab kepada lima karyawan. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan terhadap 22 karyawan, dan sisa karyawan-karyawan yang baru dilakukan rapid test pada 5 Mei 2020. "Sampai kapan, sampai menunggu hasil swab dari yang 5, 22 dan hasil rapid test hari ini," ujar Sri.
Pemeriksaan di Indogrosir Sleman sendiri diawali satu karyawan asal Kota Yogyakarta yang positif Covid-19. Lalu, sembilan karyawan lakukan rapid test di Puskesmas Mlati 1, dan satu karyawan lakukan rapid test di Puskesmas Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menambahkan, dari rapid test tersebut lima dari 10 karyawan menunjukkan hasil yang reaktif. Angka reaktif bertambah usai rapid test dilakukan pada 4 Mei 2020.
Sebab, dari 94 karyawan Indogrosir yang dilakukan rapid test, sebanyak 22 karyawan menunjukkan hasil yang reaktif. Sehingga, total ada 27 karyawan reaktif dan harus dilanjutkan dengan pemeriksaan swab untuk uji PCR. "Hari ini ada sekitar 190 lagi yang dites, tapi hasilnya masih proses," kata Joko.
Menurut Joko, rencananya memang dilakukan pemeriksaan terhadap 106 karyawan sesuai informasi awal yang diberikan manajemen Indogrosir. Tapi, ternyata target pemeriksaan bertambah menjadi untuk sekitar 190 karyawan.
Terlebih, dari pembicaraan awal pihak manajemen Indogrosir hanya menyebut sekitar 200 karyawan, tapi tidak menyebut angka pasti. Karenanya, jika sebelumnya baru 94 karyawan, tersisa 106 karyawan yang belum dites. "Tapi, dengan kesadaran sendiri dari pihak manajemen akhirnya seluruh karyawan diminta rapid test," ujar Joko.