Selasa 05 May 2020 18:23 WIB

Produksi Beras Mei-Juni Naik, Pemerintah Pastikan Stok Aman

Angka produksi beras pada Mei-Juni diprediksi mencapai 3,6 juta ton.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Buruh mengumpulkan gabah yang baru dipanen di persawahan Blimbingsari, Banyuwangi, Sabtu (2/5/2020). Angka produksi beras pada Mei-Juni diprediksi mencapai 3,6 juta ton.
Foto: ANTARA/BUDI CANDRA SETYA
Buruh mengumpulkan gabah yang baru dipanen di persawahan Blimbingsari, Banyuwangi, Sabtu (2/5/2020). Angka produksi beras pada Mei-Juni diprediksi mencapai 3,6 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan cadangan beras mencukupi untuk memenuhi kebutuhan secara nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, produksi beras pada Mei-Juni 2020 akan meningkat seiring masuknya musim panen. Angka produksi beras pada Mei-Juni diprediksi mencapai 3,6 juta ton.

"Ini melampaui konsumsi. Diperkirakan Agustus (produksi) sekitar 3 juta ton sehingga relatif sampai akhir tahun stok beras itu aman," ujar Airlangga usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (5/5).  

Baca Juga

Secara umum, ujar Airlangga, ketersediaan pasokan untuk 11 komoditas pangan utama masih mencukupi. Hal ini terlihat dari harga bahan pangan yang relatif stabil, kecuali untuk komoditas gula pasir yang harganya masih terpantau tinggi di pasaran. Airlangga mengungkapkan, harga jual gula pasir di pasar masih terpantau di atas Rp 18.000 per kg.

"Tapi ada yang mulai turun ke Rp 17.000 (per kg) dan ini diharapkan dengan stok Bulog yang akan semakin banyak masuk ke pasar dan pengalihan dari sektor lain untuk masuk ke pasar diharapkan akan terus turun," jelasnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan, seluruh pasokan bahan pangan mencukupi dan dalam kendali distribusi yang baik. Kunci utama dalam menjaga harga bahan pangan, menurut Syahrul, adalah kepastian distribusi dari petani hingga konsumen.

"(Yang penting) tentang distribusi dan tidak ada lock transportasi dalam kondisi Covid-19," katanya.

Kementerian Pertanian, ujar Syahrul, juga mendorong petani untuk segara masuk masa tanam kedua sesaat setelah panen raya pada Mei ini. Hal ini dilakukan agar penanaman tahap kedua pada tahun ini bisa optimal sebelum benar-benar masuk musim kemarau.

"Kita mengejar isa air hujan dan sisa air tanah dari lahan yang ada. Percepatan itu akan tersedia pada lahan eksisting kita, pada lahan irigasi teknis, atau dalam istilah pertanian LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)," kata Syahrul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement