Selasa 05 May 2020 20:04 WIB

NASA Rilis Foto Detail Es yang Berantakan di Satelit Jupiter

Detail foto didapatkan dari misi Galileo pada 1995-2003.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis foto baru dari es di Europa, satelit Planet Jupiter..
Foto: nasa
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis foto baru dari es di Europa, satelit Planet Jupiter..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis foto baru dari satelit Planet Jupiter yakni Europa. Pesawat ruang angkasa Galileo yang melakukan penelitian pada 1995-2003 menghasilkan sejumlah foto Europa.

Pada misi Galileo tersebut, sejumlah foto Europa berhasil didapatkan meski dalam bentuk hitam-putih.

Baca Juga

"Kami hanya melihat sebagian kecil dari permukaan Europa pada resolusi ini," kata Cynthia Phillips, seorang ahli geologi planet di Jet Propulsion Laboratory NASA sekaligus ilmuwan yang bekerja mempersiapkan misi Europa Clipper.

Melansir laman Space, Selasa (5/5), gambar itu ternyata juga hanya menampilkan sebagian kecil Europa, yakni selebar 460 meter. Kendati demikian, dari gambar hitam-putih itu mereka tetap mendapatkan cukup banyak informasi penting. Terlebih setelah gambar itu diubah menjadi gambar berwarna.

Salah satunya, mereka mengetahui bahwa Europa ternyata adalah satelit yang masih muda. Usainya 40 juta hingga 90 juta tahun. Sedangkan Bumi dan satelitnya, Bulan, sudah berumur sekitar 4,6 miliar tahun.

Informasi lain yang didapatkan adalah soal permukaan es yang menyelimuti Europa. Ilmuwan mendapati bahwa permukaan es itu terdiri dari balok-balok es yang tak beraturan dan saling berimpitan.

Pemberian warna pada foto lama Europa juga memberikan ilmuan gambar lebih lengkap soal komposisi kimia satelit tersebut. Misalnya daerah berwarna putih atau biru berarti memiliki tingkat es air murni yang lebih tinggi. Sedangkan daerah yang lebih merah mengandung senyawa lain, seperti garam.

NASA akan kembali meneliti Europa, pada 2023 atau 2025. Misi yang dinamakan Europa Clipper ini akan berupaya mempelajari permukaan es hingga soal hipotesis permukaan laut di bawah hamparan es di Europa.

Untuk mempersiapkan misi baru ini, para ilmuwan mencoba memeras semua informasi yang mereka dapat misi sebelumnya. Yakni misi pesawat luar angkasa Galileo yang melakukan penelitian pada 1995-2003.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement