Rabu 06 May 2020 03:15 WIB

Kalifornia Bersiap Longgarkan Aturan Lockdown

Negara Bagian Kalifornia telah melakukan lockdown sejak 19 Maret lalu

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Seorang tenaga medis bersiap melakukan tes diagnostik swab hidung COVID-19 kepada pengendara di Mesa Park, Kota Bolinas, Kalifornia, Amerika Serikat, Senin (20/4). Negara Bagian Kalifornia telah melakukan lockdown sejak 19 Maret lalu. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Seorang tenaga medis bersiap melakukan tes diagnostik swab hidung COVID-19 kepada pengendara di Mesa Park, Kota Bolinas, Kalifornia, Amerika Serikat, Senin (20/4). Negara Bagian Kalifornia telah melakukan lockdown sejak 19 Maret lalu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Kalifornia telah mengumumkan langkah-langkah tentatif pertama untuk membuka kembali wilayah negara bagian Amerika Serikat (AS) itu setelah lockdown. Lockdown dilakukan sejak 19 Maret lalu akibat wabah virus corona jenis baru (Covid-19).

Hal ini akan memberikan ‘lampu hijau’ kepada pertokoan dan bisnis ritelnya untuk kembali buka pada pekan ini meski dengan beberapa aturan yang diberlakukan. Gubernur Kalifornia Gavin Newsom mengatakan negara bagian itu tetap akan memiliki aturan pembatasan penuh di sejumlah tempat. 

Baca Juga

Akan tetapi untuk beberapa wilayah dapat diberikan izin pembatasan yang lebih longgar jika memenuhi pedoman untuk melakukan pengujian kesehatan dan perlindungan yang ditetapkan. “Ini adalah hari yang optimistis, seperti kami melihat sinar matahari,” ujar Newsom dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu.

Newsom mengatakan pembatasan dapat dilonggarkan karena pengujian Covid-19 di Kalifornia telah meningkat, dengan lebih dari 25 ribu orang per hari. Sementara itu, laporan kasus infeksi virus yang ada tidak lagi meningkat.

Hingga saat ini Kalifornia melaporkan total 55 ribu kasus Covid-19 dan terdapat 2.215 kematian akibat infeksi virus. Di bawah aturan baru yang akan berlaku pada Jumat (8/5) mendatang, jika penambahan kasus hanya sedikit atau tetap seperti sekarang, maka sebagian besar binis ritel dapat dibuka kembali, dengan modifikasi aturan terkait jarak sosial (social distancing).

Newsom mengatakan modifikasi itu secara rinci akan dijabarkan pada Kamis (7/5). Meski demikian, ia mengatakan kemungkinan toko-toko yang dikategorikan tidak berisiko tinggi, seperti yang menjual produk buku, pakaian, musik, dan mainan diminta menyediakan area pengambilan barang atau pembelanjaan di pinggir jalan. Restoran-restoran masih akan ditutup untuk makan di tempat dan hanya menyediakan layanan dibawa pulang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement