Rabu 06 May 2020 04:25 WIB

Penjelasan Ilmuwan Soal Dukhan 15 Ramadhan

Ilmuwan Lapan menjelaskan Dukhan 15 Ramadhan dari kacamata sains.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Hujan meteor dan Supermoon pada 2020.
Foto: `republika
Hujan meteor dan Supermoon pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Sains Antariksa Lembaga Antariksa Nasional (Lapan) yang juga Ketua Perhimpunan Kebudayaan Islam Indonesia (IIKV) Bern Switzerland, Abdul Rachman, mengatakan tentang bagaimana sains menjelaskan tentang kemungkinan benda-benda antariksa, seperti meteor, dapat membuat petaka global. Secara ringkas, Abdul menjelaskan benda-benda langit seperti meteoroid dapat menyebabkan kehancuran atau petaka pada bumi.

"Terdapat asteroid belt atau sabuk asteroid yang berada dekat dengan orbit bumi. Jumlah asteroid yang berada di sabuk asteroid diperkirakan sebanyak satu-dua juta," katanya saat membahas seputar kabar akan terjadinya dukhan dalam kajiannya dengan tema "Meteor Jatuh dan Bencana di Bumi: Menyikapi Kabar Terjadinya Dukhan di Ramadhan Tahun Ini", Ahad (3/5). 

Baca Juga

 

 

Bila ditotal jumlah asteroid yang berada di tata surya jumlahnya diperkirakan mencapai 150 juta. Sementara itu terdapat 2.000 asteroid yang masuk dalam daftar berbahaya berpotensi bertabrakan dengan bumi dengan ukuran cukup besar.

 

Menurut Abdul, para ahli menyatakan tabrakan benda langit dengan bumi terjadi setiap 100 tahun. Kendati demikian hal itu bisa terjadi setiap saat.

 

"Apakah asteroid bisa bertabrakan dengan bumi, jawabannya ya," kata Abdul. 

 

Abdul menjelaskan tentang efek yang ditimbulkan bila terjadi tabrakan antara asteroid dengan bumi. Ia menjelaskan efek tumbukan yang terjadi bila asteroid berukuran 50 sampai 100 meter menghantam bumi dapat membuat terjadinya kawah seluas satu kilometer.

 

Sedang asteroid ukuran 100-500 meter dapat membuat kawah hingga lima kilometer serta menghancurkan kota kecil dan mengakibatkan tsunami. Asteroid ukuran dua kilometer dapat mengakibatkan terjadinya kawah seluas 20 kilometer dan mengakibatkan negara-negara kecil hancur. Sedangkan asteroid ukuran dua-10 kilometer dapat mengakibatkan terjadinya kawah 100 kilometer dan berdampak pada kepunahan massal.

 

"Ilmuwan mempercayai punahnya dinosaurus 66 juta tahun lalu karena asteroid. Ledakan yang terjadi menghamburkan gas, kemudian terjadi kabut yang mirip dengan dukhan," ujarnya.

 

Abdul menyimpulkan tidak terdapat dalil agama yang mengindikasikan terjadinya dukhan terutama pada 15 Ramadhan nanti. Namun, bagi Muslim, setiap benda langit adalah tanda kekuasaan Allah yang dapat mendekatkan dan menambah keimanan dengan memahaminya. 

 

"Meteor besar bisa menyebabkan ledakan kecil hingga besar dan ini bisa terjadi kapan saja. Tapi kita tak perlu cemas karena dari pengamatan yang dilakukan tidak ada benda yang akan menabrak bumi dalam waktu dekat," katanya.

Baca juga: Tiga Pendapat tentang Dukhan 15 Ramadhan

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement