Rabu 06 May 2020 08:31 WIB

Kematian Akibat Virus Corona di Inggris Tekan Para Politisi

Angka kematian akibat virus corona di Inggris telah melampaui Italia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seseorang mengenakan APD berjalan di London, Inggris (2/5). Inggris memasuki pekan keenam lockdown untuk mengontrol penyebaran virus corona.
Foto: EPA
Seseorang mengenakan APD berjalan di London, Inggris (2/5). Inggris memasuki pekan keenam lockdown untuk mengontrol penyebaran virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angka kematian akibat virus corona jenis baru atau Covid-19 di Inggris telah melampaui Italia. Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menyatakan, kematian di Inggris dan Wales hingga 24 April mencapai 7.000 sehingga meningkatkan total menjadi 32.313.

Peningkatan jumlah kematian tersebut memberikan tekanan kepada Perdana Menteri Boris Johnson dalam menangani pandemi virus corona. Para politisi oposisi mengkritik pemerintahan Johnson yang terlalu lambat dalam menangani krisis virus tersebut, termasuk menyediakan alat pelindung diri bagi tenaga medis dan pengujian massal.

Baca Juga

"Saya tidak berpikir kita akan mendapatkan vonis nyata tentang bagaimana negara telah melakukan upaya sampai pandemi berakhir, dan terutama sampai kita mendapatkan data komprehensif internasional tentang semua penyebab kematian," ujar Menteri Luar Negeri Dominic Raab.

Menanggapi angka-angka yang dirilis oleh ONS, juru bicara Johnson menyatakan bahwa Inggris telah melewati fase puncak virus corona, tetapi tetap dalam status bahaya. "Negara-negara yang berbeda mencatat hal-hal yang berbeda sehubungan dengan kematian,"  ujarnya.