REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas tidur sangat mempengaruhi fungsi organ tubuh agar kembali segar. Para ahli medis menilai risiko mengerikan yang bisa ke arah kronis jika jam tidur seseorang dalam satu hari tidak teratur.
Melansir laman The Ladders, Rabu (6/5), sebuah studi baru dilakukan oleh para profesor di University of Arizona. Dari studi disebutkan, kurang tidur dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada hari berikutnya.
Ada banyak literatur di luar sana yang menunjukkan bahwa tidur memiliki semacam dampak pada kematian dan penyakit kardiovaskular, yang merupakan pembunuh nomor satu di negara ini (Amerika Serikat). Kami ingin mendalami apakah kami bisa membuktikan itu," kata penulis utama studi tersebut, Caroline Doyle.
Para penulis studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine itu, merekrut 300 pria dan wanita berusia antara 21 hingga 70 tahun, yang sebelumnya terdaftar di North Texas Heart Study. Kualitas dan durasi tidur mereka dipantau selama dua malam berturut-turut melalui alat pengukur tekanan darah.
Kemudian, hasilnya dianalisis secara acak dalam blok 45 menit pada hari pertama, kedua, dan seterusnya ketika malam hari. Secara konsisten, semakin sedikit jam tidur mereka maka semakin tinggi tekanan darah mereka pada hari berikutnya setelah diperiksa.
“Dari data epidemiologis, tidur menjadi penentu risiko penyakit kardiovaskular. Meskipun hanya beberapa penelitian yang mendalami mekanisme dasar hubungan antara durasi tidur dengan risiko penyakit kardiovaskular, dengan menggunakan pendekatan objektif kualitas tidur," lanjut Doyle.
Seiring bertambahnya usia, tidur menjadi pencegah dari penyakit-penyakit berat yang berisiko fatal. Selama setengah abad, para ahli medis telah meneliti bahwa manusia yang tidur dengan kualitas baik selama tujuh hingga delapan jam, memiliki umur yang panjang.
"Studi ini berdasarkan literatur yang luas tentang hubungan antara tidur dan kesehatan jantung. Tidur itu penting. Jadi selalu usahakan dan proritaskan kualitas tidur seperti ini," ucap Doyle.