REPUBLIKA.CO.ID, وعَنْ رِبْعِيٍّ قَالَ : حَدَّثَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَامِرٍ أَنَّهُ اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ فِي بَيْتٍ فَقَالَ : أأَلِجُ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِخَادِمِهِ : " أخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الاِسْتِئْذَانَ ، فَقُلْ لَهُ : قُلِ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ " ، فَسَمِعَهُ الرَّجُلُ فَقَالَ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ ؟ فَأَذِنَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَدَخَلَ " [ أخرجه أبو داود وأحمد
Suatu hari datang seorang dari Bani Amir ke rumah Rasulullah dan meminta izin untuk memasuki rumah beliau. Maka, Rasulullah berkata kepada pembantunya, “Keluarlah kamu dan ajarkan laki-laki itu adab meminta izin, katakanlah padanya untuk mengucapkan, ‘Assalamualaikum, bolehkah aku masuk?” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Hadits tersebut berisi anjuran bagi setiap umat Islam untuk mengutamakan salam sebelum memasuki suatu rumah. Mengucapkan salam adalah bagian dari perintah Allah SWT.
Karena salam merupakan doa, baik bagi yang mengucapkan maupun yang mendengarkan.
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ ۚ
“…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya), yang artinya juga memberi salam kepada dirimu sendiri…” (QS an-Nur [24]: 61).
Betapa pentingnya meminta izin sebelum memasuki sebuah rumah yang bukan milik sendiri. Cara ini merupakan salah satu kaidah dalam bersilaturahim. Dan, begitu indah akhlak seseorang yang selalu mengawali ucapan salam kepada siapa pun yang ditemuinya.
وعن أَبي أُمامة صُدَيِّ بن عجلان الباهِلِي قال: قال رسولُ الله إنَّ أَوْلَى النَّاس باللهِ مَنْ بَدَأهم بالسَّلام
“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Selain itu, beberapa kaidah salam yang baik adalah bagi orang yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki. Pejalan kaki memberi salam kepada yang duduk. Orang yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua. Mereka yang kuat memberi salam kepada yang lemah.
Dan, bagi yang kaya memberi salam kepada yang miskin, begitu seterusnya. Jika seperti itu, secara sendirinya akan mengurangi sifat thagha dalam diri setiap Muslim, sekaligus memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
Kaidah salam yang lain juga mengatur rendah dan tingginya suara saat mengucapkan salam, terutama ketika malam hari. Mengucapkan salam harus dengan suara rendah dan lembut selama dapat didengar oleh orang yang masih terjaga.
Dengan kata lain, apabila mengucapkan salam pada malam hari selama bukan urusan yang amat penting dan mendesak, tidak boleh mengganggu orang yang sedang tidur apalagi membangunkannya.
Kaidah selanjutnya, salam tidak hanya untuk kaum pria saja. Asma’ binti Yazid RA pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah ketika lewat di depan masjid dan sekelompok perempuan sedang duduk-duduk di sana maka Rasulullah melambaikan tangannya sambil memberi salam.
Dan, dianjurkan juga untuk mengucapkan salam kepada anak-anak agar membiasakan mereka dengan adab-adab memberi salam. Anas RA menceritakan bahwa ketika ia melewati anak-anak kecil, kemudian ia mengucapkan salam kepada anak-anak tersebut. Begitulah keteladanan Rasulullah dan para sahabatnya dalam mengutarakan salam.
Sebagai umatnya, sudah selayaknya kita meneladani Rasulullah dan para sahabatnya. Sebab, mereka telah mencontohkan tata cara yang baik dalam menebar salam antara satu dengan yang lain. Di manapun mereka berada, tidak lupa berbagi salam.