Thursday, 26 Jumadil Awwal 1446 / 28 November 2024

Thursday, 26 Jumadil Awwal 1446 / 28 November 2024

MPR Minta Pemerintah Buat Skenario Kebijakan Ekonomi

Rabu 06 May 2020 16:26 WIB

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk membuat beberapa skenario strategi dalam menentukan kebijakan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka menengah.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk membuat beberapa skenario strategi dalam menentukan kebijakan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka menengah.

Foto: MPR
Skenario kebijakan ekonomi perlu untuk merespons rendahnya pertumbuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk membuat beberapa skenario strategi dalam menentukan kebijakan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka menengah. Hal ini dikarenakan pandemi covid-19 masih belum diketahui kapan akan selesai. 

Sehingga menyebabkan situasi ekonomi dan sosial dunia mengalami ketidakpastian. Hal ini merespons Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami laju perlambatan terendah selama 19 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik/BPS, bahwa pada kuartal pertama hanya mencapai 2,97 persen sebagai dampak dari pandemi covid-19. "Pemerintah harus terus berupaya untuk menangkal dampak negatif dari pandemi covid-19, terutama  di sektor ekonomi dan kesehatan," ucap dia, Rabu (6/5).

Bamsoet juga berharap pemerintah memantau kinerja ekspor dan impor yang menjadi komponen Produk Domestik Bruto/PDB, sehingga tidak memperburuk keadaan ekonomi Indonesia saat ini. Selain itu juga fokus pada upaya pengurangan korban jiwa akibat covid-19, misalnya dengan penekanan pada stimulus sektor kesehatan dan bantuan sosial atau kesejahteraan bagi masyarakat terdampak.

Pemerintah, menurut dia juga perlu untuk memberikan bantuan dan asuransi sosial kepada seluruh masyarakat, terutama kelompok yang paling rentan. Selain itu bantuan juga harus diberikan kepada industri yang memiliki kesulitan untuk membayar kredit/cicilan. 

Pemerintah juga dapat bekerja sama dan memberdayakan para lembaga donor internasional untuk berbagai urusan pembiayaan yang telah disepakati. Selain itu melakukan relokasi anggaran yang sebelumnya diperuntukkan untuk program-program lain yang saat ini menjadi tidak terlalu urgen, untuk membantu penanganan covid-19.

Sektor pangan, ungkap dia, juga memerlukan perhatian, karena jumlah produksi pangan yang diperdagangkan semakin terbatas, baik dalam negeri maupun perdagangan internasional, terutama beras. "Perlu dilakukan penguatan industri dalam negeri, terutama industri alat kesehatan," tutur dia.

Ia juga ingatkan pemerintah dan Bank Indonesia harus menjaga suku bunga dan inflasi, karena hal tersebut merupakan salah satu wujud nyata pemulihan ekonomi. Selain itu segera memutus mata rantai penyebaran virus corona dapat mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler