REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Makanan Mesir menargetkan untuk melayani keluarga di Mesir selama bulan suci Ramadhan, yang dapat menelan biaya hingga 150 juta pound Mesir atau sekitar Rp 143 Miliar. Makanan tersebut didistribusikan untuk melindungi umat Islam di Mesir dari kelaparan di tengah situasi Covid-19.
Direktur Eksekutif Bank Makanan Mesir, Mohsen Sarhan mengatakan kepada Reuters bahwa pada awalnya hanya menargetkan 500 ribu keluarga. Namun, dalam menghadapi Covid-19 jumlah tersebut ditingkatkan.
"Kami meluncurkan kampanye pada 19 Maret untuk menghadapi dampak dari COVID-19. Targetnya mencapai 500 ribu keluarga sebelum Ramadhan, tetapi kami sekarang telah menaikkan target menjadi 1,5 juta keluarga pada akhir Ramadhan," ujar Sarhan dikutip dari laman Midle East Monitor, Selasa (5/5).
Pada Kamis (30/4) lalu, Bank Makaman Mesir telah mengirimkan 600 ribu kotak makanan ke 600 ribu keluarga. "Kami masih membutuhkan 900 ribu kotak lagi. Kami akan berupaya mewujudkannya sebelum akhir Ramadhan dengan bekerja melampaui kapasitas pabrik kami untuk mencapai target kami, Insya Allah," ucapnya.
Bank Makanan Mesir didirikan pada tahun 2006 dengan tujuan mengatasi kelaparan di Mesir. Perusahaan ini memiliki pabrik untuk mengemas makanan dan peternakan yang memiliki sekitar 1.300 ekor sapi.
Sarhan menambahkan bahwa hampir 70 perusahaan telah mendukung Bank Makanan Mesir di tengah-tengah penyebaran Covid-19. Pada Ramadhan tahun ini, menurut dia, pihaknya juga menyediakan makanan berbuka puasa untuk tiga juta orang yang berpuasa. Jumlah tersebut meningkat 300 persen dari jumlah Ramadhan tahun lalu.
Menurut statistik terbaru, tingkat kemiskinan di Mesir meningkat menjadi 32,5 persen pada 2017-2018, dibandingkan dengan 27,5 persen pada 2015. Menurut Sarhan, Covid-19 telah membuat sekitar 5-6 juta keluarga di Mesir jatuh ke dalam kemiskinan.