Kamis 07 May 2020 07:47 WIB

WHO Ingatkan Risiko Pencabutan Pemberlakuan Lockdown

WHO mengingatkan negara-negara yang akan mencabut lockdown.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
WHO mengingatkan negara-negara yang akan mencabut lockdown. Logo WHO
Foto: Ist
WHO mengingatkan negara-negara yang akan mencabut lockdown. Logo WHO

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (6/5) memperingatkan negara-negara yang melonggarkan lockdown akibat penyebaran virus corona. Mereka harus mengambil langkah yang sangat hati-hari mempertimbangkan risiko peningkatan kasus baru yang dapat bergerak cepat.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan negara-negara perlu memastikan memiliki langkah-langkah yang memadai untuk mengendalikan penyebaran penyakit Covid-19. Sistem pelacakan dan penyediaan karantina harus tersedia dengan baik.

Baca Juga

"Risiko kembali ke lockdown tetap sangat nyata jika negara-negara tidak mengelola transisi dengan sangat hati-hati dan dalam pendekatan bertahap," kata Ghebreyesus. 

Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, mendukung kekhawatiran Ghebreyesus tentang penyakit yang telah menginfeksi 3,71 juta orang secara global dan membunuh lebih dari 258 ribu orang. "Jika langkah-langkah lockdown diangkat terlalu cepat, virus dapat lepas landas," katanya.  

Karantina wilayah yang diberlakukan pemerintah semakin tidak populer karena negara-negara mengalami peningkatan pengangguran dan kegiatan ekonomi terhenti.

Beberapa negara, seperti Jerman, Spanyol, dan Italia telah mulai melonggarkan pembatasan, sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengatakan fokusnya pada pembukaan kembali negara tersebut.

Pejabat WHO, Mike Ryan, mengatakan menjadi keputusan masing-masing negara untuk memutuskan waktu yang tepat menormalkan kembali keadaan. WHO akan mencoba menawarkan saran manajemen risiko jika diperlukan. 

 

 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement