Kamis 07 May 2020 10:07 WIB

Cara Muslim Berumur Satu Abad Kumpulkan Donasi di London

Muslim berusia satu abad kumpulkan donasi untuk bantu Covid-19.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Muslim berusia satu abad kumpulkan donasi untuk bantu Covid-19. Ilustrasi Sedekah
Foto: Pixabay
Muslim berusia satu abad kumpulkan donasi untuk bantu Covid-19. Ilustrasi Sedekah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Seorang Muslim berusia 100 tahun rela berjalan berkeliling di sekitar taman London untuk mengumpulkan dana bagi para korban virus Corona di Inggris, Bangladesh dan belasan negara lainnya. 

Ia adalah Dabirul Choudhury yang lahir pada 1 Januari 1920 di Bangladesh. Choudhury telah pindah ke London untuk belajar sastra Inggris pada 1957.   

Baca Juga

Choudhury terinspirasi oleh Tom Moore, rekan seabad dari Inggris yang menarik perhatian dunia dengan berjalan di  taman dan mengumpulkan hampir 33 juta pound atau 41 juta dolar Amerika untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Choudhury pun menargetkan 100 putaran ketika ia memulai misinya pada April 26.  

Choudhury mencapai tujuannya dalam beberapa hari saja. Ia pun melanjutkan aksinya dengan memutari kebun untuk mengumpulkan lebih banyak dana. 

Sebagai seorang Muslim, Choudhury juga tetap menjalani puasa Ramadhan di tengah menyelesaikan misinya. Sejauh ini, ia telah mengumpulkan sekitar 75 ribu pound atau 92.700 dolar Amerika. Sebagai orang lanjut usia di Inggris, Choudhury hanya sendiri di selama masa penguncian di tengah pandemi.  

"Lebih dari setengah miliar orang akan didorong ke dalam kemiskinan kecuali segera mengambil tindakan.  Terutama orang-orang Bangladesh dan negara-negara dunia ketiga akan paling menderita, anak-anak dan keluarga rentan akan menderita kelaparan ekstrem," kata Choudhury dalam halaman penggalangan dana JustGiving seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (7/5).  

Pada Selasa (5/5), Inggris menjadi negara yang paling terpukul di antara negara-negara di Eropa dalam hal kematian warganya akibat virus corona, menyusul setelahnya yakni Italia. Menurut Kantor Statistik Nasional, lebih dari 32 ribu orang meninggal akibat Covid-19.

Sementara Bangladesh baru melaporkan 183 kematian sejak kasus itu terjadi. Namun sebagai salah satu negara terpadat di dunia, ada kekhawatiran yang muncul tentang kondisi yang lebih buruk termasuk dalam hal ekonomi. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement