REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Partai sayap kiri Palestina meminta masyarakat Arab untuk memerangi kampanye yang bertujuan untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Kondisi ini tidak dapat mewakili agenda dari negara-negara Arab karena pendukungnya memiliki hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
"Mereka yang berkampanye untuk normalisasi adalah sebagian kecil, yang tidak mewakili negara Arab. Mereka berafiliasi dengan partai internasional seperti AS," kata perwakilan Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) Hani al-Thawabta, dilansir Anadolu Agency, Rabu (6/5).
Al-Thawabta menggambarkan siaran acara TV saat ini mempromosikan normalisasi hubungan dengan Israel. Kondisi ini menurutnya sebagai kejahatan terhadap pikiran-pemikiran dari negara Arab.
Pemimpin PFLP mengacu pada tayang TV Exit 7 dan Umm Haroun yang ditayangkan oleh Pusat Penyiaran Timur Tengah (MBC) yang berbasis di Dubai. Siaran tersebut telah menarik kemarahan warga Palestina.
Yordania dan Mesir memang telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979 dan 1994. Sedangkan negara-negara Arab lainnya secara resmi menyangkal memiliki hubungan dengan Israel, yang selama beberapa dekade secara ilegal menduduki wilayah Palestina.
Dengan fakta tersebut, al-Thawabta melihat tidak seharusnya negara Arab lainnya menunjukan hubungan yang dekat dengan Israel. "Tanggung jawab etis, nasional, dan kemanusiaan mengharuskan semua orang yang bebas dan terhormat untuk menolak semua bentuk normalisasi," katanya.