Kamis 07 May 2020 14:30 WIB

Pakar Pandang Positif Peningkatan Kasus Positif Sumbar

Pengungkapan kasus positif bantu putus segera penularan Covid-19.

Red: Indira Rezkisari
Petugas memeriksa pengendara mobil travel yang masuk kota, di Kayukalek, Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/5/2020). Pemprov Sumbar akan memperpanjang waktu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 29 Mei 2020 (24 hari), bertepatan dengan berakhirnya PSBB tahap pertama pada Selasa (5/5/2020), karena kurva penyebaran COVID-19 di wilayah tersebut masih meningkat
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas memeriksa pengendara mobil travel yang masuk kota, di Kayukalek, Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/5/2020). Pemprov Sumbar akan memperpanjang waktu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 29 Mei 2020 (24 hari), bertepatan dengan berakhirnya PSBB tahap pertama pada Selasa (5/5/2020), karena kurva penyebaran COVID-19 di wilayah tersebut masih meningkat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ahli kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang Dr dr Andani Eka Putra menilai peningkatan kasus positif Covid-19 di Sumatra Barat pertanda baik dari sudut pandang penanganan wabah.

"Saya berani mengatakan kalau kasus kita banyak dan meningkat terus. Itu menggembirakan karena yang ditemukan adalah orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai Covid-19 ini," katanya di Padang, Kamis (7/5).

Baca Juga

Menurut Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand tersebut dalam penanganan Covid-19, yang paling utama dilakukan adalah menegakkan identifikasi kasus. Lalu segera melakukan pemutusan mata rantai penularan.

"Coba bayangkan kalau orang tanpa gejala tidak teridentifikasi. Berapa banyak orang-orang akan terinfeksi oleh mereka sehingga kasus semakin membesar," katanya