Kamis 07 May 2020 22:02 WIB

NU: PSBB Surabaya Belum Efektif

Banyak warga melanggar protokol PSBB.

Foto kolase suasana Jalan Basuki Rahmat, Surabaya waktu siang hari (kiri) dan malam hari (kanan) saat hari ketujuh pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/5/2020). Aktifitas kendaraan bermotor yang melintas waktu malam terpantau sepi seiring diberlakukannya pembatasan aktivitas malam hari saat PSBB.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Foto kolase suasana Jalan Basuki Rahmat, Surabaya waktu siang hari (kiri) dan malam hari (kanan) saat hari ketujuh pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/5/2020). Aktifitas kendaraan bermotor yang melintas waktu malam terpantau sepi seiring diberlakukannya pembatasan aktivitas malam hari saat PSBB.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menilai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Pahlawan, Jawa Timur yang diberlakukan sejak 28 April 2020 hingga saat ini belum efektif. Pasalnya, masih banyak warga yang melanggar protokol yang ditetapkan dalam PSBB.

"Buktinya di jalan raya masih ramai dibandingkan sebelum pelaksanaan PSBB. Itu artinya dari segi masyarakatnya sendiri yang kurang taat atau mungkin tidak betah berada di rumah," kata Ketua PCNU Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri saat acara refleksi 10 hari PSBB di kantor PCNU Surabaya, Kamis (7/5).

Baca Juga

Selain kurangnya kesadaran masyarakat, kata dia, hal itu juga bisa disebabkan karena faktor kurang tegasnya aparat keamanan untuk menindak masyarakat yang melanggar. "Akhirnya masyarakat menyepelekan. Jadi ke depan ada tindakan yang lebih tegas, bukan berarti meneror masyarakat tapi ini untuk kebaikan masyarakat juga," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, terkait kepedulian terhadap warga yang terdampak Covid-19, PCNU Surabaya menyiapkan lumbung ketahanan pangan di 31 kecamatan Kota Surabaya. Kegiatan tersebut mengambil tema "Gerakan Suroboyo Wareg Berkah". "Jangan sampai di bulan puasa ini ada saudara-saudara kita tidak bisa makan akibat dampak COVID-19 ini," kata Muhibbin.

Ia menjelaskan ada tiga hal yang akan dilakukan dalam program lumbung pangan ketahanan PCNU ini yakni pertama, memberikan makan dan sekaligus menggerakkan perekonomian di bawah dengan cara membuat dapur umum. "Tapi jangan dibayangkan dapur umum kayak tentara ya. Jadi kita nanti akan menggerakkan ibu-ibu Muslimah yang berada di kampung-kampung untuk masak yang kemudian akan diantar ke tetangga yang sudah kita data," ujarnya.

Kedua, kata dia, dengan mengadakan pasar murah, namun dengan cara membagikan voucher kepada masyarakat yang terdampak dan nanti dapat dibelanjakan di warung-warung yang ada di kampung-kampung.

"Ketiga, akan membagikan sembako kepada warga yang berada di perkampungan. Semoga dengan adanya bantuan yang kami berikan dapat membuat ketenangan masyarakat dalam menghadapi Covid-19 ini," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement