REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus klub-klub Liga 1 musim 2020 enggan mengomentari persoalan internal operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB). Meskipun klub-klub peserta punya hak berbicara karena berstatus pemegang saham.
"Saya no comment mengenai hal itu. Saya fokus untuk Borneo," kata Presiden klub Borneo FC Nabil Husein Said Amin ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis (7/5).
Hal senada juga diutarakan petinggi klub PSIS Semarang A. S. Sukawijaya yang akrab disapa Yoyok Sukawi. "Saya tidak berkomentar dahulu, ya," kata Yoyok, yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI, kepada Antara.
CEO Bali United Yabes Tanuri pun tidak mau memberikan pernyataan mengenai hal tersebut. Menurut Yabes, persoalan di LIB hanya soal internal dan tidak terlalu berpengaruh ke klub.
"Secara langsung tidak ada pengaruhnya, ya," tutur dia.
Pada Kamis (7/5), beredar surat dari tiga anggota direksi PT Liga Indonesia Baru (LIB) yaitu Direktur Bisnis Rudy Kangdra, Direktur Operasional Sudjarno dan Direktur Keuangan Anthony Chandra Kartawiria tentang 'Pengaduan Mengenai Keresahan di Internal Perusahaan'.
Dokumen bertanggal 4 Mei 2020 itu ditujukan kepada pemegang saham PT LIB yaitu klub-klub Liga 1 dan 2 serta PSSI. Di dalam surat yang ditembuskan ke Ketua Umum PSSI, Wakil Ketua Umum PSSI, Exco PSSI, Plt Sekjen PSSI dan Dewan Komisaris PT LIB tersebut, ketiga direktur LIB menjabarkan empat poin. Intinya menyatakan Direktur Utama PT LIB Cucu Somantri, yang juga wakil ketua umum PSSI, kerap mengambil keputusan secara sepihak.
Rudy Kangdra menegaskan bahwa surat itu merupakan pemberitahuan kepada pemegang saham tentang kondisi internal perusahaan.
Antara sudah mencoba untuk menghubungi Cucu Somantri terkait masalah ini, namun purnawirawan TNI AD berpangkat akhir Mayor Jenderal itu tidak menjawab panggilan. Komisaris Utama PT LIB Sonhadji pun tidak memberikan respon ketika dimintai komentarnya.