Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Uber harus merugi sebanyak US$2,9 miliar pada kuartal pertama 2020. Ini merupakan kerugian terbesar Uber dalam tiga kuartal terakhir.
Uber juga melaporkan pendapatan US$3,54 miliar. Angka pemesanan dalam bisnis antar-jemput turun 3 persen, sementara pemesanan di divisi Uber Eats naik lebih dari 54 persen dari tahun ke tahun, berkat meningkatnya permintaan untuk pengiriman makanan.
Bisnis transportasi Uber telah anjlok akibat meluasnya penutupan karena pandemi. Dilansir dari The Verge (8/5/2020), Uber mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan memecat 3.700 karyawan penuh waktu, atau sekitar 14 persen dari tenaga kerjanya.
Baca Juga: Saingi Apple dan Google, Samsung Mau Cetak Kartu Debit Tahun Ini
Lebih dari 400 karyawan tambahan dari divisi Uber Jump Bike dan Scooter juga akan diberhentikan sebagai bagian dari kesepakatan investasi dengan Lime, menurut laporan The Information dikutip dari The Verge.
Dalam panggilan dengan investor pada Maret, CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan total pemesanan perusahaan di sebagian besar kota besar turun hingga 70 persen.
Bisnis keseluruhannya dilaporkan turun 80 persen dari tahun ke tahun. Keuntungan baru-baru ini dalam pengiriman makanannya divisi Uber Eats telah gagal untuk menebus kerugian besar dalam produk inti perjalanannya.