REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyambut baik pembentukan pemerintah baru Irak yang dipimpin oleh Mustafa al-Kadhimi. Kementerian menambahkan, Kerajaan Saudi mendukung Irak dan siap untuk memperkuat kerja sama.
Dilansir Arabnews, Raja Salman dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memberikan selamat kepada al-Kadhimi atas pembentukan pemerintahan baru tersebut. Al-Kadhimi disahkan sebagai perdana menteri setelah parlemen menyetujui kabinet parsial untuk mengambil kendali di tengah krisis fiskal dan pandemi virus corona.
Sebanyak 255 dari 329 anggota parlemen mengambil bagian dalam pemungutan suara. Mereka menyetujui 15 menteri dari rencana awal 22 menteri. Saat ini kursi tujuh menteri masih kosong, termasuk menteri perminyakan dan menteri luar negeri.
Para kandidat untuk kementerian kehakiman, pemindahan dan migrasi, pertanian, perdagangan, dan budaya dan pariwisata ditolak oleh parlemen Irak. Sementara pemungutan suara atas kementerian minyak dan kementerian luar negeri ditunda karena tidak ada kandidat yang ditentukan.
Al-Kadhimi dicalonkan pada April, beberapa bulan setelah pendahulunya Adil Abdul Mahdi didesak untuk mengundurkan diri. Ini adalah pertama kalinya perdana menteri mengundurkan diri sebelum masa akhir jabatannya sejak invasi Amerika Serikat pada 2003.
Abdul Mahdi didesak untuk mundur atas dugaan kasus korupsi. Hal ini memicu aksi protes besar-besaran pada awal Oktober. Aksi protes ini setidaknya telah menewaskan 496 warga Irak dan 17 ribu lainnya luka-luka.