REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 membuat Ramadhan 1441 Hijriah beda dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Terlebih, aktivitas-aktivitas ibadah seperti tarawih dan tadarus harus dilaksanakan di rumah, belum bisa di masjid atau mushala.
Meski begitu, keutamaan bulan Ramadhan tentu masih sama. Karenanya, bagi umat Islam ini merupakan momen yang tepat untuk kembali menghindarkan dari sifat-sifat yang dibenci Allah SWT seperti iri dan dengki dari dalam diri.
Dosen Fakultas Hukum UII, Ahmad Sadzali mengatakan, Allah SWT mengingatkan melalui Surat Albaqarah ketika iblis yang tidak mau menjalankan perintah-Nya bersujud kepada Adam AS. Yang mana menjadikan iblis termasuk golongan kafir.
Sadzali menerangkan, sujud yang dimaksud merupakan sujud kehormatan bukan sujud ibadah. Kesimpulan dari ayat tersebut tidak lain memuliakan manusia sebagai anak cucu Adam merupakan suatu perintah yang harus dilakukan.
"Kita sebagai manusia harus menghormati atau memuliakan orang lain, malaikat saja disuruh oleh Allah untuk memuliakan manusia," kata Sadzali dalam KOPI Ramadhan yang digelar DPPAI Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (5/5).
Dalam ayat-ayat lain disebutkan jika iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS karena diciptakan dari api. Iblis merasa, api jauh lebih kuat dan mulia daripada manusia yang diciptakan dari tanah.
Hal ini menandakan iblis memiliki sifat sombong, dengki dan angkuh. Maka itu, ia mengingatkan, barang siapa yang memiliki sifat sombong, dengki, dan angkuh orang itu tidak lain telah memiliki sebagian dari sifat-sifat iblis.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW menuturkan betapa bahayanya Muslim yang rakus atas harta dan dengki terhadap agama. Bahkan, lebih bahaya dari melepaskan dua ekor serigala lapar di kandang kambing.
"Sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan, seperti api melalap habis kayu," ujar Sadzali mengutip hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi tersebut.
Ia menekankan, orang yang memiliki sifat-sifat tersebut tidak akan mulia di dunia, bahkan malaikat akan muak kepadanya. Ketika kelak mati, ia mendapat kedudukan yang hina di hadapan Allah SWT.
"Begitupun di Yaumul Hisab, timbangannya akan terbalik, membuat neraka jahanam akan menerkamnya. Itulah nasib yang akan diterima orang yang mengikuti jejak iblis," kata Sadzali.