Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Miliarder Bill Gates sebagaimana diketahui telah merogoh koceknya dalam-dalam untuk membantu mengembangkan vaksin virus corona. Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Jum'at (8/5/2020) dalam sebuah postingan blognya pada Kamis (30/4/2020) lalu, Gates menjabarkan proses untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin.
Dia menulis bahwa suatu vaksin kemungkinan akan memakan waktu sekitar 18 bulan untuk berkembang, lebih lanjut ia mengatakan bahwa waktunya bisa lebih cepat "hanya 9 bulan atau selama dua tahun."
Baca Juga: Bill Gates Kesal Sistem Tes Virus Corona di AS Tak Sebagus di Asia
"Pada 9 April, ada 115 kandidat vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan," tulis Gates. "Saya pikir delapan hingga sepuluh dari mereka terlihat sangat menjanjikan. (Yayasan kami akan mengawasi semua yang lain untuk melihat apakah kami melewatkan vaksin yang memiliki karakteristik positif)" lanjutnya.
Gates mengatakan kandidat vaksin ini memiliki dua pendekatan utama. Yakni, vaksin tidak aktif dan vaksin hidup. Vaksin tidak aktif mengandung patogen mati yang diinginkan, sedangkan yang hidup mengandung dosis yang lebih kecil tetapi hidup.
Gates menggambarkan metode ini sebagai tradisional dan dapat diandalkan, tetapi perlu pengembangan intensif dan lambat untuk dikembangkan.
"Saya sangat senang dengan dua pendekatan baru yang diambil beberapa kandidat: vaksin RNA dan DNA," tulis Gates.
"Daripada menyuntikkan antigen patogen ke dalam tubuh Anda, Anda malah memberikan tubuh kode genetik yang diperlukan untuk menghasilkan antigen itu sendiri." lanjut Gates.
"Ketika antigen muncul di luar sel Anda, sistem kekebalan tubuh Anda menyerang mereka - dan belajar bagaimana mengalahkan penyusup masa depan dalam prosesnya. Anda pada dasarnya mengubah tubuh Anda menjadi unit pembuatan vaksin sendiri."
Tantangan utama seputar memproduksi vaksin untuk COVID-19 adalah bahwa vaksin COVID-19 belum pernah dikembangkan hingga saat ini. Di sisi lain, Gates mengatakan jika ingin kembali ke kehidupan normal seperti dulu, masyarakat di seluruh dunia harus divaksin.
"Manusia tidak pernah memiliki tugas yang lebih mendesak daripada menciptakan kekebalan terhadap virus corona," tulisnya. "Secara realistis, jika kita akan kembali normal, kita perlu mengembangkan vaksin yang aman dan efektif."