Jumat 08 May 2020 17:41 WIB

Hewan Llama Berperan Penting dalam Pencarian Obat Covid-19

Studi terdahulu telah mengungkap llama bisa dibuat kebal terhadap virus corona.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Pencarian obat untuk Covid-19 bisa jadi akan terbantu dari studi terdahulu terkait kekebalan binatang llama terhadap infeksi virus corona penyebab SARS dan MERS.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Pencarian obat untuk Covid-19 bisa jadi akan terbantu dari studi terdahulu terkait kekebalan binatang llama terhadap infeksi virus corona penyebab SARS dan MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Studi dalam imunisasi binatang llama terbukti bermanfaat dalam mencari pengobatan untuk penyakit akibat infeksi virus corona. Para ilmuwan di AS dan Belgia dengan aman mengimunisasi llama, bernama Winter, dengan virus corona penyebab sindrom pernapasan akut berat (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). 

Studi ini dilaporkan dimulai beberapa tahun yang lalu dengan niat awal untuk melawan virus-virus dari keluarga corona tersebut. Anggota tim peneliti berasal dari University of Texas di Austin dan Pusat VIB-UGent untuk Bioteknologi Medis di Belgia dan Pusat Penelitian Vaksin Institut Kesehatan Nasional di Maryland.

Baca Juga

"Pekerjaan itu adalah proyek sampingan pada 2016. Kami pikir mungkin ini menarik. Kemudian virus baru datang dan menjadi berpotensi lebih krusial, lebih penting," kata Xavier Saelens, pemimpin gabungan dari bagian kolaborasi Belgia, dilansir Fox News, Kamis (7/5).

Hewan sebangsa unta, seperti llama dan alpaka, menghasilkan antibodi unik. Ketika sistem kekebalan mereka mendeteksi zat asing yang berbahaya, ia menghasilkan antibodi dan bagian yang lebih kecil, sekitar sepersepuluh dari ukuran, yang disebut nanobodi.

Para ilmuwan tak kesulitan untuk mempelajari nanobodies meskipun ukurannya yang lebih kecil.  Dalam virus corona tipe baru, antibodi dapat mengenali dan menempel pada reseptor proteinnya untuk melawan virus.

Tim peneliti bermaksud untuk melakukan uji lebih lanjut pada hewan sebelum meneruskannya dengan uji coba pada manusia akhir tahun ini. Laporan lengkap diterbitkan dalam jurnal Cell pada 5 Mei, menurut Reuters.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement