Jumat 08 May 2020 18:06 WIB

Muhadjir: Prediksi Covid-19 Naik Secara Ekstrem tak Terjadi

Menko PMK mengatakan prediksi Covid-19 naik secara ekstrem di Indonesia tak terjadi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy
Foto: dok. Humas UMM
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi mengatakan, prediksi bahwa jumlah kasus Covid-19 di Indonesia akan meningkat secara ekstrem ternyata tidak terjadi. Pasalnya, Muhadjir mengatakan, jumlah kasus Covid 19 di Indonesia rata-rata masih rendah, bahkan jumlah kasus per hari di Indonesia masih di bawah 500 kasus.

"Kita bersyukur bahwa ternyata prediksi kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial yang sangat ekstrem ternyata tidak terjadi. Kita bersyukur karena angka kasus kita rata-rata masih rendah," ujar Muhadjir saat konferensi pers, Jumat (8/5).

Baca Juga

Selain itu, Muhadjir melanjutkan, jumlah kasus yang sembuh pun juga semakin tinggi setiap harinya, bahkan hampir mencapai 300 kasus sembuh per harinya. Sementara itu, angka kematian akibat corona juga disebutnya semakin landai dan tak ada penambahan yang signifikan.

Muhadjir mengatakan, ada kecenderungan angka kasus corona yang semakin mengalami penurunan meskipun tak drastis. Hal ini dinilainya karena kuatnya kerja sama dari seluruh pihak dan juga kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi aturan ataupun imbauan pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Muhadjir juga menyebutkan sejumlah daerah yang masih mengalami pertumbuhan kasus yang cukup tinggi. Di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sedangkan, daerah yang perlu diwaspadai meliputi Sulawesi Selatan. Di kawasan ASEAN, dia menambahkan, Indonesia memang merupakan negara yang memiliki kasus tertinggi kedua setelah Singapura, kemudian diikuti oleh Filipina. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah kasus di Indonesia dinilainya tak signifikan.

"Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk tentu saja angka ini sebetulnya tidak terlalu istimewa. Karena jumlah penduduk kita 263 juta dibanding dengan Filipina sekitar 110 juta, apalagi Singapura yang sekitar 6 juta," katanya.

Tak hanya itu, Muhadjir juga menyebut pertumbuhan kasus di Indonesia pun juga dinilainya masih tak terlalu ekstrem dibandingkan negara lain. Ia mencontohkan, kasus yang terjadi di Singapura bahkan pernah mencapai lebih dari 1.400 per harinya. "Untuk Singapura pernah sampai di atas 1.400 sehari. Sedangkan, Indonesia yang merah tebal. Itu adalah gambaran Indonesia. Kita moderat sekali," ucapnya.

Kondisi ini yang kemudian dijadikan dasar oleh pemerintah untuk membuat prediksi terkait skenario penanganan kasus Covid-19 ke depannya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement